Raja Kandang Wesi di Garut Disebut Welas Asih pada Manusia dan Hewan
- VIVA/Diki Hidayat
VIVA – Nurseno SP Utomo, pria yang disebut sebagai raja Kandang Wesi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikenal sebagai orang yang dermawan, ramah, dan rendah hati. Warga setempat di Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng, lokasi keraton Kandang Wesi, tak mempersoalkan gelar raja yang disandang Nurseno.
Kepala Desa Tegal Gede Kartika Ernawati mengatakan bahwa Nurseno memang warga yang cukup aktif dalam pelestarian budaya, terutama berkaitan dengan Kandang Wesi. Nurseno juga merupakan Guru Besar Paguron Syahbandar Kari Madi (SKM) yang mengembangkan ilmu beladiri yang berbasis kekuatan alam.
"Ilmu itu memang peninggalan para leluhur saat kerajaan Kandang Wesi masih berdiri," ujarnya Kartika saat ditemui wartawan, Sabtu, 25 Januari 2020.
Soal gelar raja yang disandang Nurseno, selama ini tak pernah dipersoalkan oleh warga, karena dalam kesehariannya Nurseno dianggap identik dengan ajaran para leluhur Kandang Wesi. Sikap welas asih terhadap sesama manusia, hewan maupun terhadap tumbuhan, yang biasa dilakukan Nurseno.
"Jadi saat ada yang memberi gelar raja, warga kami memang tak keberatan, karena begitulah sikap para leluhur kami seperti yang dicerminkan GB (panggilan Guru Besar untuk Nurseno SP Utomo)," ujarnya.
Nurseno merupakan tokoh masyarakat yang kerap membantu warga maupun pemerintahan desa. Warga sangat menghormati Nurseno, karena sikapnya yang baik dermawan, ramah dan rendah hati.
Nama Nurseno SP Utomo tiba-tiba ramai dibicarakan publik di media sosial karena menyandang gelar raja Kandang Wesi, seiring bermunculan raja-raja baru di sejumlah daerah di Indonesia.
Nurseno merupakan Guru Besar Syahbandar Kari Madi yang mendirikan padepokan di Kampung Cimareme, Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, pada 1998. Karena kiprahnya yang peduli kebudayaan dan pelestarian peninggalan Kerajaan Kandang Wesi, Perkumpulan Sultan Raja Nusantara menganugerahkan Nurseno sebagai raja Kandang Wesi pada tahun 2015.
Paguron Syahbandar Kari Madi sejak beberapa tahun terakhir ini mengurangi kegiatan latihan, karena sudah bergeser di cabang paguron SKM yang tersebar di seluruh Indonesia dan puluhan negara. Ribuan murid Nurseno kini menjadi guru yang mengembangkan ilmu SKM di tiap cabang Paguron.
Nurseno juga aktif sebagai Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia Kabupaten Garut dan menjabat sebagai Ketua Harian di Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten Garut. (ase)