Eks Pengikut Pernah Curiga Gaji Fantastis Keraton Agung Sejagat
- Twitter @aritsantoso
VIVA – Penangkapan raja Keraton Agung Sejagat, Toto Susanto (sebelumnya disebut Toto Santoso), beserta sang permaisuri, Fani Amanadia, oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah menyadarkan para pengikutnya.
Awalnya kerajaan yang dibangun di Desa Pagung Jurutengah, Kecamata Bayan, Purworejo, itu menjanjikan gaji serta tunjangan hidup lain berupa uang dolar Amerika Serikat, namun janji tak kunjung terwujud.
Seorang mantan pengikut kerajaan, Setiono Eko Pratolo (58 tahun), mengaku sadar setelah mendengar penangkapan dua junjungan Keraton oleh polisi. Ia sebenarnya sudah lama curiga setelah dimintai uang iuran. "... karena tidak ada kepastian iuran tersebut digunakan untuk apa," ujarnya, Kamis, 16 Januari 2020.
Eko mengaku tergiur untuk ikut bergabung karena iming-iming gaji yang besar berupa uang dolar Amerika Serikat. Namun lama-kelamaan tidak ada kepastian kapan uang itu akan diberikan.
Penangkapan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat juga disyukuri oleh warga sekitar. Salah satunya Sri Widarti, yang rumahnya hanya berjarak satu meter dari bangunan istana Keraton. Dia merasa sangat senang ketika mendengar peristiwa penangkapan itu. "Sebab kegiatan keraton tersebut sering membuat resah," ujarnya saat dikonfirmasi secara terpisah.
Menurutnya, kegiatan Keraton aneh dan tidak masuk akal, sehingga membuat resah dan khawatir orang di sekitarnya. Misal, banyak orang pengikut Keraton yang mondar-mandir dengan pakaian ala pemain pertunjukan ketoprak. Namun mereka sebenarnya bukan warga Pogung Jurutengah. juga sering ada semacam ritual di Keraton yang tidak mengenal waktu.
"Malam-malam juga saya dengar ada nyanyian, apalagi ada banyak orang asing yang bukan asli desa sini datang kemari tanpa izin. Itu membuat resah warga," ujarnya.