Demokrat Sebut 'Penguasa' di Balik Fitnah kepada SBY soal Jiwasraya

Politisi Demokrat Ferdinand Hutahean.
Sumber :
  • VIVA/ Edwin Firdaus.

VIVA – Partai Demokrat menepis tudingan bahwa presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono bertanggung jawab atas keterpurukan perusahaan asuransi negara PT Jiwasraya, sebagaimana publikasi media Seword.

"Jelas, artikel opini yang ditulis di Seword itu sengaja dipublikasi secara masif dengan tujuan tertentu. Link (tautan) yang menuduh secara barbar dan brutal seolah SBY ada di balik kehancuran Jiwasraya yang sesungguhnya dirampok para maling," tulis Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, melalui pesan singkatnya, Kamis 16 Januari 2020.

Menurutnya, penyebarluasan artikel opini itu dibumbui lagi dengan berita konyol yang disiarkan bahkan berhari-hari soal main kerajaan-kerajaan di Purworejo yang berujung pidana. Ia menduga targetnya untuk memenuhi ruang publik dengan informasi baru guna menutupi informasi lainnya yang sedang jadi perhatian publik. 

"Misalnya, informasi dan berita tentang OTT KPK terhadap Komisioner KPU dan kader partai penguasa, PDIP, yang bahkan diduga melibatkan peran Hasto sang Sekjen yang mendadak diare kala itu," katanya.

Artikel yang dimuat di Seword itu, katanya, sangat tendensius seperti tak lagi memiliki rasa takut untuk menebar fitnah dan merusak nama baik seseorang. Terlebih yang difitnah adalah presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

"Terlalu berani dan nekat. Mengapa? Di sinilah dugaan bahwa memang penguasalah yang memanfaatkannya dan menggunakannya dengan melempar nama besar SBY untuk menutupi sesuatu yang besar," ujar Ferdinand.

Menurutnya, penulis Seword cuma sewot menuduh SBY tapi tak mampu menjelaskan peran dan keterlibatan SBY dalam kehancuran Jiwasraya. Penulis hanya merujuk referensi pada sebuah buku yang ditulis George Aditjondro yang sudah mati dan pernah meminta maaf kepada SBY karena bukunya adalah fitnah dan Aditjondro pernah dipidana atas fitnah itu.

Opini terus dikembangkan, menuduh SBY dan pemerintahannya. Jiwasraya dituding rusak sejak 2006, tapi fakta sekarang Kejaksaan Agung menetapkan para tersangka maling uang Jiwasraya adalah atas peristiwa hukum yang terjadi bukan pada periode pemerintahan SBY tapi pada periode pemerintahan Jokowi yang dahulu menteri BUMN-nya bernama Rini Soemarno.

"Apakah fakta nyata ini masih tidak bisa dilihat oleh masyarakat? Dapat dipastikan bahwa tudingan barbar dan brutal Seword kepada SBY adalah fitnah belaka karena memang keterlibatan itu tidak pernah ada dan tidak ada yang bisa menjelaskan peran SBY atas perampokan Jiwasraya yang dilakukan oleh para malingnya periode 2014-2019, bukan 2006, atau dalam bahasa terangnya disebut maling teriak maling," katanya.