FOTO: Batu Prasasti Keraton Agung Sejagat Jadi Tontonan Warga
- Dok. Polda Jawa Tengah
VIVA – Masyarakat Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah gempar dengan kabar deklarasi pendirian kerajaan baru yang disebut Keraton Agung Sejagat. Wilayah kekuasaan kerajaan itu diklaim tak hanya Purworejo, melainkan seluruh dunia.
Pria bernama Totok Santosa Hadiningrat alias Sinuhun mendaulat diri sebagai raja, sementara istrinya, Fanni Aminadia dengan nama baru Dyah Gitarja, sebagai ratu bergelar Kanjeng Ratu. Mereka juga mengklaim punya sebuah keraton di Desa Pogung Juru Tengah, Bayan, Purworejo.
Kerajaan itu diklaim memiliki pengikut lebih dari 400 orang. Keberadaan mereka membikin heboh warga setempat karena puluhan orang berkostum ala militer dengan aneka tanda kepangkatan. Orang-orang itu belakangan diketahui berasal dari luar Purworejo.
Di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, memang ada satu bangunan berhalaman luas yang dikelilingi pagar dinding setinggi satu setengah meter. Di bagian tengah berdiri sebuah bangunan setengah jadi yang diklaim sebagai pendapa atau aula terbuka untuk tempat pertemuan. Di sisi utaranya ada kolam yang disakralkan.
Di sudut lain, tiga atau empat meter dari bangunan pendapa, teronggok satu batu besar berdiameter satu meter yang disebut semacam batu prasasti. Disebut begitu karena pada sisi permukaannya yang menghadap ke pendapa, terdapat ukiran-ukiran aksara Jawa, dua telapak kaki, dan simbol-simbol yang belum diketahui maknanya. Batu itu disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.
Sejumlah pengunjung menyaksikan batu prasasti di kompleks Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, 14 Januari 2020. (FOTO: ANTARA/Anis Efizudin)
Pada sudut lain lagi berdiri sebuah gapura atau semacam pintu gerbang untuk masuk ke kompleks Keraton. Bentuk bangunannya menyerupai pola bangunan-bangunan candi Hindu-Buddha di Jawa. Tetapi, sama seperti bangunan pendapa, gapura itu tampak belum rampung dibangun. Susunan bata-bata hebel berwarnah putih keabu-abuan dengan lapisan semen tak rata di setiap permukaannya.
Sejumlah pengunjung berada di gapura pintu masuk komplek Keraton Agung Sejagad Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, 14 Januari 2020. (FOTO: ANTARA/Anis Efizudin)
Masyarakat setempat sebenarnya tak mengetahui keberadaan Keraton Agung Sejagat. Mereka terkejut setelah komunitas Keraton Agung Sejagat menggelar kegiatan Wilujengan dan Kirab Budaya pada Jumat dan Minggu pekan lalu. Bersamaan dengan itu Totok Santosa Hadiningrat mengumumkan namanya sebagai sang raja.
Kompleks kerajaan baru itu kini ramai dikunjungi warga setempat, selain karena sudah menjadi perhatian publik nasional, juga setelah sang raja dan permaisurinya ditangkap oleh polisi pada Selasa malam. Mereka dianggap menyebarkan informasi palsu atau bohong sekaligus meresahkan masyarakat.
Komunitas atau para pengikut Keraton Agung Sejagat menggelar kirab untuk menunjukkan eksistensi mereka di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu, 13 Januari 2020. (FOTO: Twitter @aritsantoso)
Totok Santosa Hadiningrat alias Sinuhun dan Fanni Aminadia alias Dyah Gitarja dalam upacara penobatan sebagai raja dan ratu Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu, 13 Januari 2020. (FOTO: VIVAnews/Dwi Royanto)