Harimau Sumatera Diduga Masuk Area Kampus Universitas Sriwijaya
- ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
VIVA – Teror harimau kembali membuat resah masyarakat di Sumatera Selatan. Bahkan, hewan buas tersebut dikabarkan telah menampakkan diri di sekitar Universitas Sriwijaya di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Kepala Kebun Riset Universitas Sriwijaya, Umar Harun, mengatakan, kemunculan Harimau Sumatera ini pertama kali dilaporkan oleh mahasiswa yang mengaku mendengar suara auman dan melihat sosok hewan serupa harimau.
Tak hanya mahasiswa, tim perkebunan Universitas Sriwijaya pun melihat sosok yang sama, layaknya Harimau Sumatera. Keduanya melihat hewan diduga harimau itu di hari yang berbeda.
"Kami pertama kali mendapat laporan dari mahasiswa yang melihat hewan serupa harimau pada dua hari yang berbeda. Ini juga ada dua versi, ada yang bilang coraknya seperti macan, tapi ada yang bilang harimau," kata dia, ketika dikonfirmasi, Kamis, 9 Januari 2020.
Berdasarkan laporan yang diterima, hewan diduga harimau itu telah berada di area kebun riset di dalam kompleks Universitas Sriwijaya pada beberapa hari terakhir.
Laporan kemunculan dugaan harimau pertama kali dia terima pada Sabtu, 4 Januari 2020, saat seorang mahasiswanya tengah melaksanakan riset di kebun kelapa sawit. Mahasiswa tersebut mengaku mendengar suara auman.
Laporan kedua diterima pada Selasa, 7 Januari 2020, saat seorang penyadap mengaku melihat hewan sebesar anak sapi dan memiliki belang. Si penyadap melihatnya dari jarak cukup jauh menjelang Magrib, namun lokasinya tidak jauh dari lokasi laporan pertama.
"Kami juga sudah ke lokasi dan melihat ada jejak-jejak, tapi kami belum tahu apakah itu jejak macan atau harimau karena kami bukan ahlinya," ujar Umar.
Terkait laporan tersebut, ia sudah mengimbau mahasiswa untuk menghentikan sementara aktivitas riset di area perkebunan Universitas Sriwijaya. Pihaknya juga telah melapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk meminta bantuan pengecekan.
"Area kebun riset kampus Universitas Sriwijaya ini memiliki luas 200 hektare yang didominasi semak belukar, 30 hektare di antaranya merupakan kebun sawit aktif dan 15 hektare kebun karet yang aktif disadap. Setahu kami di dalam perkebunan itu memang masih banyak babi, tapi untuk predator semacam harimau atau macan, kami belum pernah lihat," tutur Umar.
Sebelumnya, sempat juga beredar informasi jika Harimau terlihat oleh warga di perkebunan Desa Sri Kembang Badar, Kabupaten Ogan Ilir. Sementara jauh sebelum itu, kemunculan Harimau Sumatera sudah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di Pagaralam, Lahat, dan Muara Enim.