Usai Banjir Bandang di Lebak, Dua Desa Masih Terisolasi
- VIVAnews/Yandi Deslatama
VIVA – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengemukakan, masih ada dua desa yang terisolasi dan belum bisa dievakuasi selama lima hari bencana banjir bandang dan tanah longsor, di Kabupaten Lebak, Banten.
"Daerah yang terisolir ada dua, yaitu di Gunung Julang di Desa Lebaksitu, kecamatan Lebak Gedong. Kemudian juga di Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong," katanya ditemui di jembatan putus Kecamatan Sajira, Minggu, 5 Januari 2020.
Di Desa Cigobang, setidaknya ada 560 Kepala Keluarga (KK) yang masih terisolasi. Sedangkan di Kampung Gunung Julang, Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebak Gedong belum bisa diketahui datanya lantaran akses yang sulit untuk sampai ke lokasi tersebut.
Posko pengungsian pun bertambah menjadi delapan lokasi, yakni Gedung PGRI Sajira, Kampung Nangela, Desa Calung Bungur-Sajira, Desa Bungur Mekar-Sajira, Desa Tambak-Cimarga. Kemudian di Kantor Kecamatan Cipanas, Desa Mayak-Curugbitung, Gedung Serbaguna Desa Banjari Irigasi-Lebak Gedong. Saat ini, lokasi bertambah di Pusat Komando Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur) di Ciuyah.
"Kita ada pembagian menambah posko baru di Dodiklatpur di Ciuyah. (Untuk daerah terisolir) sudah bisa kita distribusi melalui udara, heli dari TNI dan juga Polri untuk distribusi logistik. Menurut data sementara ada 560 KK (di Desa Cigobang), kita belum menghitung (jumlah KK dan korban) di Gunung Julang," ujarnya.
Berdasarkan data sementara yang dilaporkan oleh Bupati Lebak, setidaknya tercatat 1.310 rumah rusak berat, hanyut 1.226, terendam ada 520 dan jumlah pengungsi mencapai 4.368 KK yang berasal dari 29 desa di enam kecamatan.
Sedangkan sekolah atau lembaga pendidikan yang rusak berjumlah 19 unit. Sekolah yang mengalami kerusakan akan diliburkan dua pekan. "Sekarang (yang rusak) ada 19 sekolah, PAUD, TK, SD, SMP yang memang tergerus. Sementara 14 hari atau dua minggu ini kita liburkan. Kalau yang lain (yang tidak rusak) masih berjalan normal (tetap masuk sekolah)," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengaku membutuhkan banyak bantuan peralatan mesin potong pohon, sekop, hingga kendaraan Damkar atau sejenisnya untuk membersihkan lumpur yang menutup jalan. "Kita juga kemarin meminta bantuan senso (mesin potong kayu) dan lain sebagainya, karena untuk penebangan pohon yang mengganggu dan ada (buruh) juga alat bersih-bersih, (petugas) Damkar juga untuk air untuk pembersihan jalan supaya tidak berlumpur," ujarnya.