Polda Banten Selidiki Tambang dan Pembalakan Liar Penyebab Banjir

Evakuasi warga terkena banjir bandang di Lebak, Banten.
Sumber :
  • VIVAnews/Yandi Deslatama

VIVA – Polda Banten berjanji akan mendalami dugaan pembalakan dan tambang liar di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menyebabkan banjir bandang dan longsor, di Kabupaten Lebak, Banten.

Bencana alam tersebut setidaknya menyebabkan enam kecamatan di Kabupaten Lebak terdampak banjir dan longsor, yakni Kecamatan Cipanas, Lebak Gedong, Sajira, Curug Bitung, Maja dan Cimarga. 

"Sementara ini baru katanya begitu, nanti setelah ini selesai semua, bantuan, evakuasi, pertolongan, tanggap darurat, akan kita dalami apakah penyebabnya. Saat ini kita fokus pada pertolongan," kata Kapolda Banten, Irjen Pol Tomsi Tohir, ditemui di lokasi bencana, Sabtu 4 Januari 2020.

Tomsi yang akan mutasi menjadi Kapolda NTB itu mengatakan pihaknya akan menggaet Pemkab Lebak hingga Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk mendalami dugaan pertambangan emas ilegal dan pembalakan liar, usai masa tanggap darurat kebencanaan selesai pada 14 Januari 2020 mendatang.

"Karena ada perbedaan-perbedaan (bencana) di titik-titik itu, sebabnya. Kalau di tempat lain kan air menggenang, di sini kan airnya ngebut. Nah nanti itu akan kita dalami bersama instansi terkait, mungkin LH, pemerintah setempat," katanya.

Saat ini tim SAR gabungan masih berupaya membuka akses menuju beberapa perkampungan yang masih terisolir, seperti di Desa Cilaksa yang berbatasan dengan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Menurut Tomsi, di sana masih ada sekitar 350 kepala keluarga, yang terisolir, dan membutuhkan banyak bantuan, seperti pakaian hingga makanan.

"Di Cilaksa itu sudah mendekati Bogor, tapi kita mendapatkan laporan masih ada warga yang turun, masih ada satu kampung yang terisolir di sana. Untuk sementara (Tim SAR Gabungan) membawa sembako dulu, memikul sembako. Setelah itu kita upayakan untuk turun ke posko," jelasnya. (ren)