Jelang Tahun Baru, Lebih dari 30 Ribu Kendaraan Per Hari Masuk Puncak

Kondisi Lalu Lintas di Pertigaan Gadog, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad AR

VIVA – Penerapan one way atau satu arah hingga car free night dilakukan oleh Polres Bogor, untuk mengatur volume kendaraan yang membludak. Berdasarkan informasi Pintu Tol, lebih dari 30 ribu kendaraan per hari menuju puncak. 

"Puncak volume kendaraan yang exit dari gate Ciawi itu tanggal 23 sekitar 37 ribu. Di hari biasa (liburan), rata-rata di atas 30 ribu, namun paling tinggi di 23 kemarin," kata Kasatlantas Polres Bogor, AKP Muhammad Fadli Amri, saat Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono meninjau persiapan jalur Puncak di Pos Polisi Gadog, Sabtu malam, 28 Desember 2019.

Lanjut Fadli, Satuan Lalu Lintas memprediksi arus kendaraan jelang malam pergantian tahun akan meningkat. Namun, jumlahnya tidak melebihi tanggal 23, yang bertepatan dengan libur Natal. Berdasarkan data koordinasi stakeholder Bogor, hal itu karena hotel yang banyak menerapkan paket menginap dua hari. 

"Di tanggal 30, sebagian kendaraan sudah naik, sisanya tanggal 31. Prediksi kami tanggal 30-31, ada lonjakan arus, tetapi tidak sebanyak kemarin waktu liburan bersama," katanya.

Saat peninjauan lalu lintas, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan, hasil tinjauan jalur Puncak, Polres Bogor telah mengelola lalu lintas dengan sistem one way dengan situasional terbagi beberapa sesi waktu.

"Di sini, dari pagi itu diarahkan menuju ke atas, setelah semua sudah mengarah ke sana, kemudian di setop lagi. Satu jalur dari atas mulai diarahkan ke bawah. Setelah semua sudah lancar, arus lalu lintas dinormalkan kembali di dalam situasi operasi lilin daerah Puncak," katanya kepada wartawan di lokasi.

Istiono mengatakan, Kepolisian memprediksi arus puncak yang fluktuasi dengan kepadatan yang setiap hari terjadi. Karena itu, kata dia, Satlantas Polres Bogor, menerapkan aturan one way dengan konsisten.

"Jam tujuh pagi naik ke atas dan jam satu siang ke bawah. Jam empat sore sudah dinormalkan kembali, karena ini sudah disosialisasikan terus, sehingga masyarakat sudah paham menjadi bagian rekayasa lalu lintas," katanya. (asp)