Di Zaman Rasul, Gerhana Matahari Sempat Dikira Tanda Kesedihan
- VIVAnews/ Syaefullah
VIVA - Jemaah yang jumlahnya ratusan, khusyuk melakukan salat gerhana atau kusufus syams di Istiqlal, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Berdasarkan pantauan VIVAnews, salat digelar usai para jemaah tuntas melaksanakan salat Zuhur berjamaah.
Bertindak sebagai imam, adalah ustaz H Rofudin Mahfudz. Sementara khatib, yaitu ustaz H Zulfatah Yasin.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Istiqlal Abu Hurairah menyampaikan sekali pun masjid sedang direnovasi, keinginan masyarakat untuk salat gerhana tetap tinggi. Ada juga masyarakat dari luar Jakarta yang sedang berwisata, lalu sekaligus salat di Istiqlal.
"Dari kemarin banyak yang menelepon kami untuk salat gerhana di sini hari ini. Kami lalu anjurkan mereka naik angkutan umum, TransJakarta, KCI, karena kapasitas parkir di sini tinggal sepuluh persen," ujar Hurairah.
Sementara, dalam khutbah, ustaz Yasin bercerita bahwa di zaman Rasul, gerhana sempat dikira penduduk Arab sebagai tanda kesedihan alam atas wafatnya putra Rasul, Ibrahim bin Muhammad. Gerhana terjadi pada 27 Januari 632 Masehi saat itu.
"Saat itu warga mengira gerhana yang terjadi terkait dengan meninggalnya putra beliau, yang ikut membuat matahari sedih," ujar Yasin.
Yasin mengungkapkan, Rasulullah SAW lantas meluruskan kekeliruan masyarakat Arab. Dalam khutbah usai salat gerhana, Rasulullah SAW bersabda bahwa gerhana adalah tanda kekuasaan Allah SWT yang harus senantiasa diingat muslim.
"Beliau bersabda sesungguhnya gerhana, matahari dan bulan, adalah sejumlah tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah SWT," ujar Yasin.
Sebelumnya diberitakan, fenomena alam berupa gerhana Matahari diperkirakan kembali terjadi di wilayah Indonesia. Berdasarkan data astronomis bahwa pada Kamis, 26 Desember 2019 bertepatan 29 Rabiul Akhir 1441 H, di wilayah Indonesia akan terjadi Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Sebagian.
"Kementerian Agama mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan Salat sunnah Gerhana Matahari atau yang disebut Salat Kusuf," kata Plh Dirjen Bimas Islam Kemenag Tarmizi di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.
Menurut Tarmizi, pelaksanaan Salat Gerhana menyesuaikan waktu gerhana Matahari di wilayah masing-masing. Diperkirakan, awal gerhana pada pukul 10:34 WIB puncak gerhana akan terjadi pada pukul 12:17 WIB dan akhir gerhana pada pukul 14:00 WIB.