NU: Gus Hilman Mirip KH Hasyim Muzadi

Ketua PWNU Jawa Timur Kiai Haji Marzuki Mustamar
Sumber :
  • VIVAnews / Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Putra ketiga KH Hasyim Muzadi, Gus Hilman Wajdi (43 tahun) meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan di Kilometer 63 tol Malang-Pandaan, pada Rabu, 18 Desember 2019 sekira pukul 03.00 WIB dinihari tadi.

Gus Hilman merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Kota Malang. Ponpes ini didirikan oleh mendiang ayahnya Hasyim Muzadi. Mendiang ayahnya adalah mantan ketua Penguru Besar Nahdatul Ulama.

Gus Hilman dikenal sebagai pribadi yang ramah, dan murah senyum. Meski anak dari seorang tokoh di Nahdatul Ulama, Gus Hilman dikenal sebagai pribadi yang merakyat.

Ketua PWNU Jawa Timur Kiai Haji Marzuki Mustamar mengatakan, mendiang Gus Hilman secara pribadi cukup bagus. Bahkan, pengasuh Ponpes Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang itu mengungkapkan sering mengaji bareng di Ponpesnya.

"Ini jadi pembelajaran, beliau itu luar biasa, kejiwaannya bagus, secara personal bagus, entengan, guyub tidak peduli dia putra orang top mantan ketua PBNU. Beliau sering ke Pondok saya, sering ngaji bareng," kata Marzuki Mustamar.

Marzuki pun menyempatkan melakukan salat jenazah di depan jasad Gus Hilman. Dia menyebut, semasa hidup ketika melihat Gus Hilman tersenyum dirinya selalu teringat Kiai Hasyim Muzadi. Dia melihat Gus Hilman benar-benar seperti ayahnya, pintar mengaji dan rendah hati.

"Entengan, ngajinya bagus. Tidak pernah saya melihat beliau tidak senyum. Jadi tidak ada sakit hati, dendam, benar-benar orang yang jiwa dan hatinya bagus. Melihat Gus Hilman yang murah senyum otomatis teringat Kiai Haji Hasyim Muzadi," ujar Marzuki.

Marzuki mengatakan, secara kelembagaan Nahdatul Ulama kesulitan menemukan kader seperti Gus Hilman. Pengalaman dan garis keturunan Gus Hilman dianggap komplit. Sedangkan posisi Gus Hilman di NU saat ini menjabat sebagai Wakil Seketaris PCNU Kota Malang.

"Beliau pengurus NU Kota Malang jadi wakil seketaris PCNU Kota Malang. Sulit mencari orang, kader yang ilmunya punya nasabnya punya, pengalaman juga dapat dari abahnya dan lain-lain. Seperti itu hebatnya tapi masih mau membaur dengan masyarakat bawah terus silaturahmi," tutur Marzuki Mustamar.