Kirim WA ke Istri, Polisi Ini Pulang ke Rumah Tanpa Nyawa
- VIVAnews / Yandi Deslatama (Serang)
VIVA – Sebelum gugur usai diserang oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Muhamad Saepul Mudhori, sempat mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA) ke sang istri, Novi Septiyani, kalau dirinya akan pulang ke Kabupaten Pandeglang, Banten.
Pesan itu dikirim oleh Saepul pada hari Kamis, 12 Desember 2019 lalu. Kemudian, pada hari Jumat nya, 13 Desember 2019, usai salatJumat, sekitar pukul 12.30 WITA, di bersama jama'ah lainnya diserang oleh kelompok MIT.
Tak disangka, pesan terakhir itu menandakan Saepul benar-benar pulang ke kampung halamannya, namun dalam keadaan tak bernyawa.
"Kata-kata yang janggal enggak ada. Komunikasi sama saya enggak ada, cuma sama anak saya (Novi Septiyani) hari Rabu sama Kamis kemarin. Cuma dia (Saepul WA bilang) mau pulang (ke Pandeglang)," kata mertua almarhum, Habiburrahman, ditemui usai pemakaman, di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Novi bercerita kepada sang ayah, kalau Saepul akan pulang ke Pandeglang dan menjemputnya. Kemudian mengajaknya kembali ke Sulawesi, untuk hidup bersama, setelah berstatus suami istri dan hidup berjauhan, Sulawesi dengan Banten. Sang istri, merupakan warga asli Kabupaten Lebak, Banten. Sedangkan Saepul merupakan warga Kabupaten Pandeglang.
"Anak saya lagi pulang ke sini (Lebak), Januari mau berangkat (di ajak) lagi ke Sulawesi. Waktu pertama nikah dibawa ke sana (Sulawesi)," terangnya.
Saat tinggal bersama di Sulawesi, Novi sempat hamil, namun keguguran. Setelah kondisinya membaik, Saepul mengajak Novi pulang ke kampung halamannya. Setelah Novi istirahat sekitar satu bulan di Lebak, Saepul berniat mengajak kembali istrinya di Sulawesi. Namun nahas, sang suami tak bisa mengajaknya tinggal bersama di Sulawesi, karena telah gugur di Medan perang sebagai personel Satgas Tinombala.
"Setelah sebulan lebih keguguran anak saya pulang dulu ke Rangkasbitung (Lebak), dirawat di Rangkas. Januari baru dibawa kesana lagi," kata dia.