Pengobatan Gratis 5 Dokter Asal Korsel, Suku Anak Dalam Keracunan

Warga SAD keracunan obat
Sumber :
  • VIVAnews/Syarifuddin Nasution

VIVA – Sejumlah warga Suku Anak Dalam (SAD) Jambi keracunan setelah diberi pengobatan gratis oleh lima orang dokter spesialis penyakit dalam dan dokter umum asal Korea Selatan.

Informasi dihimpun VIVANews, keracunan tersebut diketahui terjadi setelah Suku Anak Dalam minum obat pemberian dari dokter Korsel tersebut. Mereka lalu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

Seperti seorang pasien SAD bernama Ali (35) warga Kebun Duren Desa Lantak Seribu, Kecamatan Renah Pamenang, Kabupaten Sarolangin, Jambi terpaksa harus dirawat di RS Bangko Jambi karena jatuh sakit setelah diinjeksi di bagian punggung dan langsung merasa sesak napas.

"Diinjeksi sebanyak 14 titik di bagian tulang punggung. Tapi setelah disuntik kepala sakit dan sesak napas," ujarnya.

Tidak sampai di situ, saat di RS Bangko, Ali tidak merasa lebih baik. 

"Rencana kami mau menemui dokternya namun sudah pergi," kata Jhoni, teman Ali pada Kamis 5 Desember 2019.

Jhoni mengatakan, sudah lima orang jatuh sakit parah setelah berobat gratis dari dokter Korea Selatan.

"Pengobatan gratis tersebut Rabu siang, 4 Desember 2019 dan saat ini terus didata jumlah yang keracunan obat," ungkapnya.

Lima orang dokter asal Korea Selatan ternyata tidak memiliki izin dari Dinas Kesehatan Merangin.

Informasi dihimpun VIVAnews, ada ratusan orang SAD diobati, namun hal itu tidak diketahui oleh Dinkes Jambi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin Jambi, Abdaie, mengaku kecolongan dengan pengobatan gratis yang dilaksanakan di Kebun Duren, Desa Lantak Seribu.

"Pengobatan gratis oleh dokter asal Korea Selatan tersebut tidak mengajukan izin dan tidak ada didampingi tim medis setempat dan kita merasa kecolongan," ujarnya.

Dirinya mengatakan, setelah mendapat laporan langsung, Dinkes lalu menurunkan tim kesehatan guna memantau perkembangan SAD. 

Dikatakannya, obat yang diberikan oleh dokter kepada warga SAD akan dicek lagi ke BPOM Jambi.

"Ada tiga jenis obat diberikan kepada SAD dan guna mengetahui kandungan zat obat kita kirimkan ke BPOM Jambi," ungkapnya.

Terpisah, salah satu dokter di Jambi bernama Berman Saragih mengatakan, setelah mengetahui obat diberikan oleh lima dokter dari Korea Selatan, diduga warga SAD mengalami keracunan obat.

 "Saat saya merawat salah satu pasien SAD bernama Aki ternyata keracunan obat," kata Berman.