FPI Laporkan Gus Muwafiq, GP Ansor: Urus Saja SKT

Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Gerakan Pemuda (GP) Ansor angkat bicara dan turut membela ustaz Nahdlatul Ulama, Ahmad Muwafiq atau biasa disapa Gus Muwafiq yang dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Polri, terkait dugaan menghina Nabi Muhammad SAW oleh organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI).

"Maklumin saja. Senyumin. Saran saya, FPI urus saja SKT (surat keterangan terdaftar)," kata Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil  Qoumas kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.

Ia menjelaskan, ada dua sudut pandang ketika melihat pribadi Nabi Muhammad SAW. Pertama, secara al-khalaq al-ardliyah bahwa beliau manusia pada umumnya. Perilakunya juga dipengaruhi oleh faktor sosial-budaya, biologis-genetik, psikologi-neurologi dan seterusnya.

Kedua, secara al-haq as-samawiyah, yaitu makhluk spiritual, tak tersentuh kekurangan dan sifat negatif. Bahkan mempunyai kedudukan istimewa dalam kosmos dan inti mikrokosmos, yang telah dijadikan sebagai sebab fundamental penciptaan alam.

Yaqut mengemukakan, menurut Imam al-Ghazali, karena kedua hal ini, kedudukannya benar-benar paripurna. Namun, kadang sebagian orang sering sulit membedakan mana koridor majazi dan mana ta'wil sehingga mengundang polemik.

"Jadi apa yang dikatakan Gus Muwafiq itu masih "wajar," sebab menggunakan sudut pandang pertama. Begitu juga apa yang menjadi keberatan sekelompok orang, itu juga "lumrah", sebab menggunakan sudut pandang kedua. Yang tidak wajar itu, jika ada orang yang membenturkan dua sudut pandang tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI, Amir Hasanudin melalui kuasa hukumnya, Azis Yanuar, menilai perkataan Gus Muwafiq sebagai penghinaan terhadap Islam. "Kita mau melaporkan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Muwafiq` beberapa waktu lalu. Itu termasuk dalam penghinaan Islam dan kita sangat marah," kata Azis.

Sang pelapor bernama Amir mengatakan, apa yang diucapkan Gus Muwafiq dengan menggunakan bahasa Jawa yang maknanya menyebut Nabi Muhammad SAW bersifat dekil dan kotor. "Dalam bahasa jawa itu ada kalimat "merembes". Itu maknanya banyak. Bahwa Rasullulah itu sifatnya dekil, kotor, jadi sifat-sifat yang tidak enak buat kita," katanya.

Ia pun menegaskan, Nabi Muhammad SAW ketika dilahirkan sudah ada bercahaya. "Kok bisa dikatakan dekil, umbelen, terus tidak terurus oleh kakeknya," katanya. (ase)