Ketika Anak-anak Korban Banjir Bandang Bermain Bersama Polwan

Polwan bermain bersama anak-anak korban banjir bandang di Sumatera Barat.
Sumber :
  • VIVAnews/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Berbagai permainan tradisional Kepolisian Resor Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, digelar para polisi wanita (Polwan) dari Kepolisian Resor Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Diselingi nyanyian, mereka menghibur anak-anak korban banjir bandang, di Kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sumatera Barat.

Sorak gembira anak-anak pun pecah dalam permainan tradisional itu. Keriangan  membuat mereka lupa tengah berada di tempat pengungsian lantaran baru mengalami bencana alam yang dahsyat. Mereka pun larut dalam gelak tawa dan sejenak melupakan kejadian mengerikan itu.

Sebanyak 14 polwan tersebut dikerahkan untuk memberikan terapi atau trauma healing. "Trauma healing ini kita berikan dalam rangka mengajak anak-anak ini bermain bersama dan berharap mereka bisa melupakan kejadian malam itu (banjir bandang). Dari Polres kita ada 14 Polwan, dibagi dalam dua shif dan tersebar di lima titik pengungsian," kata Bripda Nindi Gust, Rabu, 27 November 2019.

Untuk di titik pengungsian yang ada di kantor Balai Adat Nagari Sapan Salak, terdapat lebih kurang 30 anak-anak korban banjir bandang. Ketika awal ditanya tentang musibah itu, menurut Nindi, jelas terlihat dari raut wajah mereka bahwa mereka mengalami trauma.

"Maka dari itu, kita ajak berkomunikasi, bernyanyi dan bermain bersama. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini, dapat menghibur mereka sehingga mereka tidak lagi mengalami trauma akibat peristiwa itu," ujar Nindi.

Hingga saat ini, menurut Nindi, baik anak-anak maupun warga yang terdampak, masih mengalami trauma dan takut akan adanya potensi banjir bandang susulan. Untuk itu, mereka lebih memilih bertahan di lima titik pengungsian yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan. 

Masyarakat, kata Nindi, berharap adanya program relokasi dari pemerintah setempat. Mengingat lokasi tempat tinggal mereka sebelumnya sudah tidak aman lagi.

Sebelumnya, banjir bandang menghantam dua jorong atau kampung yakni Sapan Salak dan Manggih di Kenagarian Sapan Salak, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Minggu malam, 24 November 2019. Akibat peristiwa itu, BPBD setempat mencatat sebanyak 25 unit rumah dan lahan pertanian warga rusak.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 580 yang terbagi dalam 182 kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sejak hari pertama usai kejadian, BPBD sudah mendirikan posko pengungsian di lima titik, yakni di Sapan Salak, Air Bayung, Pasar Panjang dan Balai Adat.