Sukmawati: Lihat Video Full Saya, Jangan yang Diubah Otak Jahil

Sukmawati Soekarno Putri dalam sidang praperadilan kasus Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 18 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA - Putri Presiden RI Pertama, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, merasa tidak bersalah atas kasus dugaan penistaan Nabi Muhammad SAW. Sukmawati menegaskan tidak menghina Rasulullah.

"Kalimat saya yang suatu pertanyaan, bukan pernyataan, bukan membandingkan. Siapa berjuang di awal abad 20 gitu kan," kata Sukmawati di tvOne, Kamis, 21 November 2019.

Terkait pihak-pihak yang merasa tersinggung atas pernyataannya, Sukmawati menilai mereka terkecoh dengan video viral yang sudah diedit dan diubah kalimatnya. "Itulah yang merugikan saya," katanya.

"Saya harapkan sebangsa setanah air, baca, lihatlah video full asli kalimat saya, jangan lagi viral, yang diubah oleh otak-otak jahil dan usil," katanya lagi.

Soal mereka yang mengedit pernyataannya itu, Sukmawati menyatakan itu adalah urusan kepolisian yang menyelenggarakan forum diskusi tersebut. Dari sisi dirinya, dia menyerahkan pada tim hukumnya.

"Ya silakan (melapor) kalau itu diperlukan langkahnya, mereka kan lebih ahli dalam hukum," kata dia.

Kasus ini bermula dalam suatu acara diskusi. Kala itu, Sukmawati menjelaskan apa itu nasionalisme dan sejarahnya yang pertama kali digaungkan sang proklamator Soekarno-Hatta. Menurut dia, jasa pahlawan terdahulu kini dilupakan generasi muda seiring berkembangnya teknologi dan informasi.

Ia pun melemparkan pertanyaan kepada peserta diskusi yang kebanyakan dihadiri mahasiswa.

"Sekarang mau tanya nih semua, yang berjuang di abad 20 itu Nabi yang Mulia Muhammad atau Ir Soekarno untuk kemerdekaan. Saya minta jawaban. Silakan siapa yang mau menjawab berdiri, jawab pertanyaan ibu ini," kata Sukmawati seperti dikutip VIVAnews lewat akun Facebook Dinasti Halal, Sabtu, 16 November 2019.

Ketika melontarkan pertanyaan itu, ada dua mahasiswa menjawab. Sebelum melempar pertanyaan tersebut, Sukmawati menceritakan bagaimana ayahnya, Soekarno, dan pahlawan lain berjuang memerdekakan bangsa dari belenggu penjajah.