Akibat Virus Hog Cholera, 5.800 Babi di Sumut Mati

Ratusan bangkai babi dievakuasi dari Danau Siombak, Kota Medan.
Sumber :
  • Putra Nasution/VIVAnews.

VIVA – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP)? Sumatera Utara mencatat 5.800 ekor babi mati karena terjangkit virus hog cholera. Virus itu sangat berpotensi menginfeksi 1,2 juta ekor babi lainnya di provinsi ini.

Angka kematian pada babi ini membuat oknum-oknum tidak bertanggung jawab membuang bangkai babi sembarangan seperti di Sungai Bedera, Danau Siombak, Sungai Percut Seituan, hingga ditumpakan sampah di pinggir jalan.

?Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk segera membentuk posko di tingkat kecamatan untuk mengantisipasi penyebaran virus hog cholera, sekaligus mempercepat evakuasi bangkai babi yang dibuang sembarangan.
 
"Sesuai instruksi gubernur, untuk mempercepat penanganan virus hog cholera dan mengantisipasi penyebarannya, diimbau kabupaten/kota membuat posko di tingkat kecamatan, terutama di daerah-daerah yang sudah terserang virus," ujar Azhar kepada wartawan di Medan, Selasa, 12 November 2019.

Wabah virus hog cholera menyerang peternakan babi di 11 kabupaten/kota di Sumut, seperti Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

"Posko di tingkat kecamatan itu sudah mulai bekerja. Tim di sana diharapkan dapat lebih cepat menerima informasi dari masyarakat jika ada temuan tentang kasus virus hog cholera. Sehingga dapat segera dilakukan tindakan penanganan secepatnya," tutur Azhar.

Selain itu, Azhar menambahkan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat di kabupaten/kota dengan melakukan vaksin untuk mencegah penyebaran luas virus ?hog cholera.