Novel Baswedan Bantah Tuduhan Rekayasa Teror Air Keras

Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menepis tudingan warganet yang menyebut kasus teror air keras yang menimpanya merupakan rekayasa. Tudingan tersebut muncul karena ada cuplikan video milik salah satu stasiun televisi nasional yang memperlihatkan kalau Novel masih bisa melihat dengan baik setelah disiram air keras oleh orang tidak dikenal pada 2017 silam.

Novel melalui keterangan tertulis yang disampaikan oleh kuasa hukumnya, Alghiffari Aqsa, mengakui kebenaran video tersebut. Hanya saja Novel menduga ada yang sengaja membuat narasi dalam video tersebut jauh dari fakta-fakta yang terjadi sebenarnya.  

Ia menyebut video itu diambil pada kurun waktu April-Juli 2017. Saat itu, kata Novel dirinya belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP) di Singapura.

"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP pada mata kiri saya karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem celldengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya untuk menumbuhkan jaringan yang sudah mati," kata Novel dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Rabu, 6 November 2019.

Novel melanjutkan, upaya pemasangan selaput membran plasenta itu ternyata tidak menemui hasil hingga Agustus 2017. Bahkan, kata pihak RS di Singapuran, dalam waktu 6 bulan diperkirakan kedua mata Novel tak dapat sempurna lagi.

Karena itu, Novel Baswedan bersedia menjalani operasi OOKP yang membuat kondisi mata kirinya terlihat rusak sebagaimana yang publik lihat sekarang ini.

"Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng. Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang. Jadi wajar saja orang awam mengira saya tidak sakit," kata Novel.

Karena itu Novel menepis bahwa apa yang terjadi terhadap dirinya itu sebuah rekayasa. Menurut Novel ketika itu banyak pegawai KPK yang turut mendapinginya melakukan pengobatan. Bahkan, terang Novel Baswedan, sampai sekarang proses pengobatannya masih terus berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK. Novel memastikan setiap perkembangan dari proses pengobatan itu selalu dilaporkan kepada pimpinan KPK.

"Kawan-kawan dari KPK yang dampingi saya mengetahui perkembangan pengobatan mata saya dari hari ke hari. Dan setiap update dari dokter disampaikan ke pimpinan," kata Novel.