Di Depan Bankir, Jokowi Minta Suku Bunga Kredit Turun dan Pro UMKM
- VIVAnews/Fikri Halim
VIVA – Presiden Joko Widodo menghadiri acara Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Pada kesempatan itu, presiden yang akrab di sapa Jokowi itu meminta jajaran direksi perbankan nasional dan swasta untuk menurunkan suku bunga kredit.
Menurut dia, itu perlu untuk dilakukan lantaran tren suku bunga Bank Indonesia sudah terus mengalami penurunan. Memang, pada tahun ini, Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunganya empat kali dari yang sebesar enam persen menjadi lima persen.
Sementara itu, suku bunga kredit perbankan nasional maupun swasta memang masih terbilang tinggi dan stabil di kisaran sembilan hingga 15 persen. Meskipun untuk setiap segmennya beragam, seperti kredit korporasi, ritel, mikro, Kredit Perumahan Rakyat atau KPR maupun yang non-KPR.
"Saya mengajak untuk memikirkan secara serius untuk menurunkan suku bunga kredit. Negara lain sudah turun, turun, turun, kita BI rate sudah turun, bank-nya belum, ini saya tunggu. Tepuk tangan berarti setuju," kata dia saat memberikan sambutan pembuka pada acara tersebut.
Di samping itu, Jokowi juga meminta supaya bank tidak hanya mau membiayai pengajuan kredit yang besar-besar saja dan perusahaan yang itu-itu saja. Sebab, menurut dia, Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan kecil seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM yang cukup banyak.
"Memang enak membiayai yang besar-besar itu, saya tahu. Sekali lagi jangan membiayai yang besar-besar saja. Ini kalau tepuk tangan artinya bapak ibu semuanya setuju. Dan jangan membiayai yang itu-itu saja. Tepuk tangan lagi artinya setuju dan jangan hanya berkantor di Jakarta saja," tegas dia.
Berdasarkan catatannya, UMKM di Indonesia saat ini mencapai 60 juta. Hal itu menurutnya bisa menopang perekonomian domestik dari tekanan ekonomi global yang sedang melambat, karenanya UMKM yang berada di berbagai wilayah Indonesia harus terus dijangkau oleh perbankan.
"Berikan prioritas ke sana, agar gap kesenjangan kita bisa ditekan dan dorong pertumbuhan ekonomi di bawah. Jangan enggan turun ke bawah, juga jangan enggak mau capek untuk mengawal yang kecil yang mikro menjadi ke tengah dan besar. Kawal mereka yang mikro dan kecil-kecil ini," tutur dia.
"Datangi daerah-daerah. Dalam lima tahun ini 34 provinsi sudah saya datangi, 380 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota. Bapak ibu sekalian juga tolong datangi. Pak Dirut, pak Direksi, datangi. Bapak ibu akan rasakan, oh ini Indonesia tidak hanya Sudirman-Thamrin memerlukan sentuhan bapak ibu sekalian," tambahnya.