Pendakian Gunung Guntur Ditutup Sementara akibat Kebakaran Hutan

Kebakaran di Gunung Guntur.
Sumber :
  • Diki Hidayat/VIVAnews.

VIVA – Walaupun setiap kali kebakaran Gunung Guntur, di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat berhasil diatasi, proses terjadinya kebakaran bisa sangat cepat. Selain itu, api akan mudah merembet, karena yang terbakar adalah ilalang yang kering akibat kemarau panjang.

Kapolres Garut AKBP Dede Yudi mengatakan, dengan frekuensi kebakaran Gunung Guntur yang dianggap cukup sering akhir-akhir ini, sejak Kamis 24 Oktober 2019, jalur pendakian Gunung Guntur ditutup sementara. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghindari jatuh korban akibat kebakaran gunung.

"Jadi berdasarkan laporan dari Polsek Tarogong Kaler, kebakaran kerap terjadi akhir-akhir ini sehingga kami menutup sementara jalur pendakian Gunung Guntur untuk sementara waktu," ujarnya, Rabu 30 Oktober 2019.

Kapolsek Tarogong Kaler, Ipda Asep Saepudin mengatakan bahwa jalur pendakian Gunung Guntur yang masuk wilayah Tarogong Kaler hanya satu yaitu Jalur Citiis. Jarak tempuh hingga lokasi yang biasa dipergunakan untuk menginap oleh para pendaki sekitar 10 kilometer, jalur tersebut umumnya merupakan hutan ilalang.

"Sehingga kalau ilalang terbakar, jalur evakuasi akan terhalang api akibat kebakaran," ungkapnya.

Untuk jumlah pendaki yang tercatat di pos pendakian PLP tiap hari mencapai 20-30 orang (hari kerja), 100-200 orang pada hari libur (Sabtu dan Minggu). Selain itu, bisa mencapai seribu lebih pendaki pada saat libur besar lainnya. 

"Sehingga kami mengimbau kepada para pendaki untuk tidak melakukan pendakian sementara waktu hingga kondisi aman," kata Asep.

Asep mengatakan, pihaknya sempat melakukan uji coba membuat puntung rokok yang menyala di semak-semak Gunung Guntur. Karena tertiup angin dan semak-semak yang kering, dalam waktu hitungan detik api langsung menyala. Jika dibiarkan api tersebut akan merembet dengan cepat membakar ilalang yang memiliki ketinggian hingga 2,5 meter.

"Bayangkan jika sumber api yang membakar semak-semak dibiarkan, tentu dengan cepat akan terjadi kebakaran hebat," ucapnya.

Sementara itu, lokasi yang biasa dipergunakan para pendaki Gunung Guntur untuk menginap berada pada dataran landai pertemuan antara lereng Gunung Guntur dan Gunung Masigit. Lereng Gunung Guntur merupakan hamparan ilalang, sedangkan Gunung Masigit merupakan hutan yang masih lebat.

"Nah, lokasi kebakaran yang biasa terjadi berada persis di bawah lokasi para pendaki nge-camp," ungkapnya.