Polisi Ingin Autopsi Jasad Aktivis Walhi Medan

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) dan Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Polisi masih melakukan penyelidikan atas kematian aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Utara, Golfried Siregar (30). Dia meninggal dunia di RSUPH Adam Malik, Medan, Minggu sore, pukul 15.20 WIB.

Kematian Golfried cukup mengejutkan. Sejumlah rekan-rekannya menduga ia tewas karena dibunuh oleh orang tidak dikenal.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Asep Adi Saputra mengatakan, terkait kematian Golfried, polisi akan meminta izin kepada keluarga untuk melakukan autopsi. Ini perlu dilakukan guna mendalami penyebab kematian.

"Polisi berupaya minta izin ke keluarga untuk autopsi. Peristiwa harus didalami," kata Asep kepada wartawan, Selasa, 8 Oktober 2019.

Autopsi, guna mendalami dugaan awal korban tewas, yang sebelumnya dilaporkan akibat kecelakaan. Hal itu untuk memastikan sebab dari temuan di lokasi, barang-barang berharga korban hilang seperti laptop dan handphone.

"Ini akan terus dikembangkan apa yang menyebabkan yang bersangkutan meninggal," ujarnya.

Sebelumnya, Golfried ditemukan tergeletak di pinggir jalan flyover Jamin Ginting Medan, Kamis dini hari, 3 Oktober 2019, sekitar pukul 01.00 WIB. Golfried tampak mengalami luka parah pada bagian badan dan kepala. Dia ditemukan penarik becak motor dan dievakuasi ke RS Adam Malik, Medan.

Polisi memperkirakan Golfried menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Kematian Golfried juga menjadi duka para pegiat lingkungan.

"Ini duka bagi kami. Beliau orang yang baik. Namun masih ada yang janggal bagi kami. Luka yang ada di kepala korban seperti dipukul keras dengan benda tumpul. Barang-barang korban seperti tas, laptop, dompet dan cincin juga raib," kata Direktur Walhi Sumut, Dana Prima Tarigan.

Menurut Dana, fakta-fakta yang ada menunjukkan Golfried bukan korban kecelakaan. Ia menduga ada indikasi menjadi kekerasan oleh oknum dengan motivasi tertentu.

"Berkendara di malam hari menjadi sangat berbahaya. Korban mengalami kekerasan hingga nyawanya terenggut. Hal ini menunjukkan Kota Medan menjadi semakin tidak aman," ujar Dana.

Dengan kejadian ini, Dana mendesak aparat kepolisian segera mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Golfried.

"Walhi Sumut mendesak kepolisian untuk segera mengusut tuntas penyebab kejadian yang menimpa Golfried untuk memberikan keadilan kepadanya dan keluarga yang ditinggalkan," tuturnya.