Polisi Klaim Punya Bukti Demo Rusuh Disusupi Bukan Mahasiswa

Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal
Sumber :
  • Nur Faishal (Surabaya)/VIVA.co.id

VIVA – Polri menolak tudingan sebagian kalangan bahwa aparatnya selalu bertindak represif terhadap massa pengunjuk rasa, termasuk dalam pengamanan unjuk rasa beberapa hari terakhir.

Pada prinsipnya, kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, setiap personel pengamana Polri tak dibekali senjata api. Karena itu pula, pastilah tak menggunakan perluru karet atau peluru tajam.

Dalam pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa dan siswa di beberapa daerah, polisi hanya dibekali pentungan, tameng, dan helm. Perlengkapan itu untuk pertahanan diri, bukan untuk menyerang pengunjuk rasa.

"Teman-teman saya juga harus melindungi diri sendiri. Kita juga manusia. Tidak sedikit yang luka parah, bahkan gugur dalam pelaksanaan tugas mengamankan dan melayani demonstrasi," katanya di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat 27 September 2019.

Pasukan pengamanan memang dilengkapi kendaraan meriam air (water canon), tetapi itu pun digunakan hanya jika ada peningkatan eskalasi massa, sehingga perlu dihalau atau dibubarkan.

"Banyak tayangan di media-media, water canon dan gas air mata digunakan untuk memelihara keamanan. Kalau tidak, mungkin sudah banyak yang rusak," ujarnya.

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu pun menegaskan bahwa demonstrasi para mahasiswa dan siswa beberapa hari lalu, bukan murni aksi penyampaian pendapat. Namun, ada penumpang gelap yang ingin membuat kerusuhan.

"Aksi di beberapa kota tidak murni lagi hanya aksi mhasiswa tapi ada pendompleng, penunggang. Kita dapat buktikan. Ada beberapa petunjuk tentang itu," katanya. (asp)