Korban Kerusuhan di Wamena Bertambah Jadi 18 Orang Meninggal
- istimewa
VIVA – Korban meninggal akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua bertambah dari 17 orang menjadi 18 orang. Korban itu terdata di RSUD Wamena.
"Korban luka kena parang, panah dan kebakaran ada 64 orang yang saat ini masih dalam penanganan medis di RSUD Wamena," ujar Komandan Komando Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto dalam wawancara dengan tvOne, Selasa, 24 September 2019 pagi.
Adapun jumlah bangunan dirusak, menurut Candra, sangat banyak bahkan dibakar oleh massa anarkis. Di antaranya kantor Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, ruko-ruko, rumah masyarakat yang dibakar secara anarkis menggunakan bensin.
Saat ini, aktivitas masyarakat tidak ada. Begitu juga aktivitas belajar mengajar tidak ada karena masyarakat mengungsi di tempat-tempat tertentu.
TNI dan Polri, menurut Candra, melaksanakan patroli dan pengamanan di titik yang dianggap rawan sejak semalam hingga hari ini untuk antisipasi aksi susulan.
Candra mengimbau kepada seluruh masyarakat jangan mudah terprovokasi terhadap berita hoax tak bertanggung jawab sehingga merugikan semua. "Kita TNI Polri melakukan pengamanan, masyarakat yang mengungsi bisa kembali ke rumah masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, situasi pascakerusuhan anarkis di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua saat ini sudah mulai aman dan kondusif. Namun, aktivitas masyarakat di kota masih sepi karena mereka mengungsi di kodim, polres, batalyon dan instansi lain yang bisa digunakan untuk amankan diri dan berlindung.
Soal berita hoax awal yang memicu aksi, Chandra menjelaskan, berawal dari informasi berita hoax adanya ujaran rasisme yang disampaikan salah satu guru. "Tapi ini harus dilakukan pendalaman benar tidaknya. Ini yang jadi pemicu pelajar PGRI dan siswa lainnya yang turut spontanitas lakukan demo anarkis dan brutal dengan melakukan pembakaran," ujar Komandan Komando Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto dalam wawancara dengan tvOne, Selasa, 24 September 2019 pagi.