Kualitas Udara di Jambi Sudah Berbahaya, Warga Harus Pakai Masker

Foto udara Sungai Batanghari yang diselimuti kabut asap dari karhutla di Jambi, Sabtu (21/9/2019). Kota Jambi kembali terpapar kabut asap yang bertambah pekat dalam dua hari terakhir.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

VIVA – Kualitas udara di Provinsi Jambi sampai saat ini masih dalam kategori berbahaya karena kabut asap pekat yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan. Dari informasi yang dihimpun, kualitas udara ini terlihat setelah adanya data pengumuman dari pemerintah kota Jambi, yang menunjukkan parameter PM 2.5 dengan nilai konsentrasi 875, atau di atas baku mutu katagori berbahaya.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Jambi, Abu Bakar, membenarkan kabar bahwa udara sudah masuk katagori berbahaya. Dia mengharapkan kepada masyarakat agar anak-anak mereka selalu di rumah dan selalu pakai masker.

"Kita harapkan kepada masyarakat juga pakai masker karena udara sudah masuk kategori berbahaya malam ini," ujarnya.

Kabut asap di Kota Jambi karena adanya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Kabupaten. Saat ini pihak pemadam karhutla masih berjibaku padamkan api.

"Kabut asap di Kota Jambi kiriman karena kebakaran hutan dan lahan, " jelas Abu Bakar pada Minggu siang,  22 September 2019. Pantauan di lapangan, khususnya di Kota Jambi, tampak kabut asap sangat pekat dengan jarak pantang diperkirakan 200 meter serta asap sudah bercampur partikel debu.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mendeteksi ribuan titik api kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera berdasarkan pantauan satelit pada Minggu, 22 September 2019. Jumlahnya mencapai 1.769 titik, dengan rincian 799 titik di Jambi, 619 titik di Sumatera Selatan, dan 211 titik di Riau.

Menurut Staf Analisas BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, jumlah titik api terbanyak berada di Provinsi Jambi. Lalu berikutnya Sumatera Selatan dan Riau.