Diselimuti Kabut Asap, Warga: Bagaimana Nasib Anak-anak Kami
- ANTARA FOTO/FB Anggoro
VIVA – Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir menjadi ancaman serius masyarakat Provinsi Riau. Dampak asap yang ditimbulkan membatasi aktivitas masyarakat.
Hingga Kamis, 19 September 2019, asap tebal masih dirasakan warga. Biasanya kabut asap tebal ini berlangsung hingga siang hari.
"Sudah berapa hari ini aroma asap terasa menyengat hidung. Asap begitu tebal dan pekat. Jika menjelang sore asap mulai menipis," kata seorang warga bernama Elva kepada VIVAnews.
Ungkapan senada juga disampaikan Rudi Antoni. Bapak tiga anak ini mengaku kelelahan dengan kondisi asap yang terus terjadi.
"Asap sudah masuk dalam rumah, bagaimana nasib anak-anak kami kalau asap tak berkesudahan," keluhnya.
Berdasarkan data BMKG Riau diperkirakan, siang hari asap mencapai 35 derajat celcius, suhu minimum 24 derajat celcius, suhu maksimum 34 derajat celcius, kelembapan 55 persen, kecepatan angin 9 kilometer per jam.
Sedangkan malam cerah berawan 30 derajat celcius, suhu minimum 24 derajat celcius, suhu maksimum 34 derajat celcius dan kelembapan mencapai 50 persen.