Banyak Satwa dan Tumbuhan Mati Akibat Kebakaran Gunung Merbabu

Petugas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu memadamkan api di Gunung Merbabu secara manual.
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

VIVA – Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) di wilayah kabupaten Magelang dan Boyolali Jawa Tengah masih terus mendata kerusakan alam akibat kebakaran hebat gunung tersebut selama empat hari terakhir. Hingga kini api yang masih melalap sejumlah titik dan belum dapat dijinakkan.

Kepala Seksi I Wilayah BTNGMb, Nurpana mengatakan, pihaknya sedang mendata satwa-satwa dan tumbuhan yang mati akibat kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Menurutnya keanekaragaman flora dan fauna di gunung, yang menjadi favorit pendaki itu juga ikut terkena dampaknya.

"Di sini kan beragam hewan dan tumbuhannya, pasti juga ikut terganggu. Tapi kami fokus pada upaya pemadaman dulu, nantinya kita data dan rekap apa saja hewan dan tumbuhan yang mati," kata Nurpana kepada VIVAnews, Sabtu, 14 September 2019.

Tercatat hingga kini diperkirakan 260 hektare lahan hangus akibat kebakaran yang terjadi sejak Rabu petang yang lalu. Namun kebakaran masih jauh dari pemukiman warga, hanya di lingkaran Taman Nasional saja.

Selain merusak wilayah Taman Nasional, api juga sempat membakar dan merusak saluran air warga. Setidaknya ada tiga tuk (sumber mata air) yang pipa airnya terbakar, di antaranya Tuk Teyeng, berada di Desa Gondangsari, jalur Pakis, Magelang. 

"Kemudian Tuk Klanting, berada di Desa Tajuk, jalur Kopeng, Kabupaten Semarang serta Tuk Sipendok di Desa Ngagrong dan Candisari, jalur Ampel Kabupaten Boyolali," ujar Nurpana.

Update hingga sore ini, Nurpana menjelaskan, titik api di Gunung Merbabu awalnya ada 7 titik api di wilayah Magelang dan Boyolali,  sekarang masih tersisa 2 titik api belum dapat dipadamkan.

"Tim gabungan sekarang masih berusaha memadamkan di 2 titik yakni di wilayah Selo dan Ampel, Boyolali," ujarnya.

Namun demikian upaya pemadaman hingga kini masih dilakukan secara manual oleh tim gabungan. Setidaknya lebih dari 500 personel sedang dikerahkan untuk menjinakkan api yang dibagi ke sejumlah wilayah. Permintaan water bombing atau bom air menggunakan helikopter milik BNPB juga telah diajukan oleh Pemda terkait.