JK Resmikan Gedung Setengah Triliun Bantuan Saudi Milik Unsyiah
- VIVAnews/Dani Randi
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan tiga fakultas proyek 7 in 1 senilai US$39 juta atau setara dengan Rp553 miliar yang didanai oleh Saudi Fund Development (SFD), di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Aceh, Senin, 2 September 2019.
Tiga fakultas antara lain Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), dan Fakultas Kelautan Perikanan (FKP). Sebagian gedung sudah digunakan untuk perkuliahan.
Usai meresmikan gedung tersebut, Jusuf Kalla dan rombongan memantau bangunan yang sudah sejak dua tahun lalu itu dibangun. Jusuf Kalla mengatakan, dengan kehadiran bangunan fakultas itu, diharapkan Universitas Syiah Kuala mampu bersaing dengan universitas lainnya di Indonesia.
Universitas, katanya, bukan hanya untuk melahirkan ilmuwan, tetapi bisa membawa perubahan dalam struktur masyarakat dan memperbaiki kehidupan sosial hingga merumuskan cara agar rakyat bisa makmur.
“Jika museum melihat ke belakang, universitas harus melihat ke depan. Kenapa berbicara ke depan, yaitu bicara tujuan, yaitu berbangsa hingga mencapai kemakmuran rakyat,” ujar JK, yang juga tercatat salah satu penerima anugerah doktor honoris causa dari Unsyiah tahun 2015.
Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal mengatakan, gedung yang disresmikan itu sudah digunakan, dan seratus persen akan selesai pada September 2019.
Selama ini, katanya, universitas terus melakukan inovasi dan pengembangan. Unsyiah sudah memiliki dua Pusat Unggulan Iptek, yaitu Atsiry Research Center, yang fokus pada riset tentang nilam dan Tsunami Disaster Mitigation Research Center yang fokus pada mitigasi bencana.
Beberapa inovasi juga telah menunjukkan hasil, seperti inovasi padi hasil rekayasa sinar gamma, yang mampu tumbuh dalam cuaca kering, serta inovasi Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) skala komersial.
“Unsyiah sudah siap soal inovasi sesuai dengan slogan kita. Beberapa hal sudah kita lakukan inovasi, ada Atsiry Research Center kemudian ada TDMRC yang meneliti soal tsunami. Inovasi sudah jadi ujung tombak, sudah jadi pemikiran dosen-dosen di Unsyiah,” ujarnya.