TNI Tewas di Deiyai Papua, Kena Anak Panah dan Sabetan Parang

Ilustrasi Kerusuhan di Papua.
Sumber :
  • Takdir dan Wahyu / tvOne Fakfak.

VIVA – Kerusuhan terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Barat, dalam unjuk rasa menuntut referendum pada Rabu 28 Agustus 2019. Dalam insiden ini, satu prajurit TNI AD meninggal dunia dan lima anggota polisi terluka parah.

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto, membenarkan kalau satu prajurit TNI AD meninggal dunia. Prajurit tersebut bernama Serda Rikson.

"Iya benar satu anggota kami ada yang gugur," kata Eko kepada VIVA, Rabu petang.

Eko mengatakan, Rikson tewas ketika melakukan pengamanan aksi massa yang berujung rusuh di Deiyai. Rikson terkena anak panah dan juga terkena sabetan parang di kepala.

"Saat itu anggota kami langsung tewas seketika di lokasi," katanya.

Jenazah Rikson saat ini tengah dibawa ke Nabire dan akan disemayamkan di Rumah Sakit Nabire. Perjalanan ke Nabire ditempuh dengan jalur darat dan memakan waktu sekira lima hingga enam jam dari lokasi kejadian.

"Jenazah rencananya akan dibawa ke Jakarta besok pagi," ujarnya

Saat ini pihak TNI bersama dengan Polri masih berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Diharapkan kondisi dapat diatasi dan kembali kondusif. Diharapkan, kerusuhan tidak terulang lagi.

Aksi unjuk rasa di Deiyai semula berlangsung damai. Tapi tiba-tiba datang ribuan orang yang melakukan penyerangan terhadap aparat.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, akibat kejadian ini sebanyak lima orang anggota Polri alami luka akibat terkena panah dan satu anggota TNI meninggal dunia.

"Satu anggota TNI meninggal dunia dan lima anggota Polri terluka panah," kata Dedi kepada VIVAnews, Rabu, 28 Agustus 2019.

Dedi menjelaskan, awalnya ada aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat berjumlah kurang lebih 150 orang. Aksi tersebut menuntut Bupati menandatangani persetujuan referendum.

Dalam proses negosiasi antara massa aksi unjuk rasa dan aparat, tiba-tiba datang ribuan masyarakat dari berbagai macam penjuru dengan membawa senjata tajam dan panah.

"Langsung melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan sehingga jatuh korban," katanya.