JK: RI Punya 4.500 Universitas, Tapi Inovasinya Peringkat 85 Dunia

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pameran GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang.
Sumber :
  • Reza Fajri

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku prihatin atas masih tertinggalnya inovasi di Indonesia. Tingkat inovasi Indonesia berdasarkan peringkat Global Inovation Index jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.

"Di antara 120 besar negara yang diberikan indeks oleh Global Innovation Index, kita nomor 85. Singapura nomor 5, Malaysia nomor 30. Kita hanya mengalahkan Kamboja, negara yang lebih kecil dan baru saja ingin maju," kata JK saat menghadiri peringatan Hari Teknologi Nasional di Renon, Denpasar, Bali, Rabu, 28 Agustus 2019.

Indonesia, katanya, sesungguhnya banyak melakukam inovasi. Namun, dibanding dengan negara lain di dunia, Indonesia jelas jauh tertinggal dalam hal inovasi. Ia mencontohkan China yang memiliki kemajuan teknologi cukup pesat. Inovasi adalah langkah yang membuat China melaju dengan cepat dalam hal inovasi teknologi. 

"Dan juga Jepang pada waktunya. Memang tidak ada negara yang maju karena inovasi sendiri. Teknologi merupakan sesuatu yang berkembang. Karena itu, tidak bisa dimulai dari nol karena terlalu lama," katanya.

JK mengaku heran mengapa Indonesia jauh tertinggal dibanding negara lainnya. Padahal, jika dibandingkan China, Indonesia memiliki universitas yang jauh lebih banyak.

"Negara sebesar ini yang mempunyai 4.500 universitas, inovasinya baru nomor 85. China hanya mempunyai 2.500 universitas. Artinya, adalah jumlah universitas tak relevan dengan hasilnya," ujarnya. 

Ia menilai amat banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah di kemudian hari untuk meningkatkan daya inovasi bangsa ini. "Kita tidak bisa maju dengan upacara seperti ini saja. Kadang-kadang kita puas kalau sudah hadir di acara seperti ini. Kita lupa ke laboratorium banyaknya ke acara, resepsi. Padahal, kemajuan itu adanya di laboratorium, bukan di upacara.”

Inovasi, menurutnya, merupakan ciri kemajuan suatu bangsa di masa mendatang. Setiap kemajuan selalu berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika bicara ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat akan bersinggungan dengan teknologi informasi. 

Teknologi yang bermanfaat adalah teknologi yang memberikan nilai tambah, efisien, dan efektif. Semua yang efisien dan efektif akan memenangkan persaingan. Begitu pun persaingan antarbangsa di dunia; hanya bangsa yang efektif dan efisienlah yang akan berjaya.

"Kemajuan selalu didasari nilai tambah. Nilai tambah dasarnya efisiensi atau cara kerja atau sistem dan semua teknologi berasal dari pendidikan. Karena itulah, kemajuan tentunya memiliki dasar di mana pendidikan kita harus lebih maju dan lebih baik dari tahun ke tahun," ujarnya. (ase)