Kemarau, BMKG: Sektor Pertanian Bakal Alami Kekeringan Parah
VIVA – Kepala Bidang (Kabid) Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Hary Tirto Djatmiko, mengatakan kemarau tahun ini akan lebih kering bila dibandingkan tahun 2018.
“Itu akan berdampak di beberapa sektor. Pertanian yang tidak ada hujan. Sektor sumber daya air yang impactnya pada ketersediaan air, dan lingkungan yang berpotensi Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan)," kata Hary Rabu, 28 Agustus 2019.
Hary menjelaskan, tak bisa menyamaratakan kondisi yang terjadi di seluruh Indonesia. Namun ia menegaskan, ketersediaan air tanah akan mengalami defisit. "Sektor pertanian akan mengering karena air," kata dia.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Viva Yoga Mauladi. menyampaikan bahwa ada potensi terjadiinya penurunan panen atau produksi turun karena kekeringan.
"Ini yang harus diantisipasi pemerintah, jangan sampai pasokan bahan pangan itu turun sehingga harga naik," kata Yoga.
Yoga juga menekankan bahwa Kementan adalah penanggung jawab di bidang produksi.
"Kementerian pertanian harus kordinasi dengan pemerintah daerah. Kan yang punya lahan daerah. wilayah kordinasi ini masih kurang, sehingga data pangan tidak valid dan tidak akurat," ucap dia.
Terkait kekeringan, ]==ntan sendiri meyakini kondisi kini bisa diatasi dengan pompanisasi dan pembuatan embung air.
"Kita masih mencari solusi. Tapi untuk sementara ini bisa dengan pompanisasi dan pembuatan embung air," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhie.
Sebagai antisipasi, pihak Kementan mengklaim bahwa tiga tahun terakhir pemerintah sudah menyalurkan bantuan 100 ribu pompa ke seluruh Indonesia.
Kalangan Dewan, mewanti-wanti pemerintah agar waspada dengan kemarau tahun ini.
Baca juga:
Aksi Danpom Kejar-kejaran dengan Mobil Pakai Pelat Palsu TNI