Basarnas Sebut Bangkai Kapal Santika Nusantara Hilang

Kepala Basarnas Surabaya Prasetya Budiarto di Posko Operasi SAR Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 26 Agustus 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Kepala Kantor Badan SAR Nasional Surabaya Prasetya Budiarto mengatakan bangkai atau kerangka Kapal Motor Santika Nusantara yang terbakar di Perairan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, bergeser dari titik awal kejadian dan belum terdeteksi. Tim SAR gabungan masih mencari. 

Keberadaan bangkai KM Santika Nusantara diperlukan untuk pencarian penumpang atau awak kapal yang kemungkinan masih berada di dalam kapal. "Mau dicari bagaimana, kerangkanya (KM Santika Nusantara) hilang," kata Prasetya di Posko Operasi SAR di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin, 26 Agustus 2019.

Tim SAR, katanya, masih mencari keberadaan bangkai kapal nahas itu. Selain keperluan pencarian korban, keberadaan bangkai kapal diperlukan untuk kepentingan penyelidikan kebakaran. "Biasanya, sebelum pencarian korban, dilakukan dulu pendinginan," ujar Prasetya.

Hingga Senin ini, korban yang sudah berhasil dievakuasi total 311 orang, tiga di antaranya meninggal dunia. Dia tidak menjelaskan berapa korban yang belum ditemukan karena jumlah penumpang dan awak kapal diduga melebihi manifes.

Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Kesyahbandaran Pelabuhan Tanjung Perak, Syachrul Nugroho, mengakui jumlah korban yang berhasil dievakuasi melebihi manifes. Berdasarkan laporan dari pihak kapal, total penumpang KM Santika Nusantara sebanyak 122 orang, di luar awak kapal.

Kesyahbandaran sudah berkali-kali menyampaikan kepada para operator agar melaporkan muatan kapal, baik orang maupun barang, sesuai manifes. Kata dia, tidak mungkin Kesyahbandaran menghitung satu per satu penumpang. "Setiap hari ada 70 kapal di sini, kami tidak mungkin menghitung satu-satu," ujarnya.

Dugaan Pidana

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Haryo Sukanto, meminta aparat berwenang segera membentuk tim untuk menyelidiki dan menyidik peristiwa terbakarnya KM Santika Nusantara.

Hal itu disampaikan Bambang ketika meninjau Posko Operasi SAR Basarnas kecelakaan laut KM Santika Nusantara di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 26 Agustus 2019. "Masalah penyidikan harus cepat dilakukan oleh PPNS (penyidik pegawai negeri sipil), dari situ nanti akan muncul, ada unsur pidananya atau tidak," katanya.

Politikus Partai Gerindra itu mengapresiasi Basarnas yang dengan sigap mengoordinasikan operasi SAR Surabaya, meski dengan sumber daya manusia terbatas. "Meski SDM-nya terbatas, kalau enggak salah cuma enam orang ya SDM-nya, sehingga Basarnas mengkoordinasikan (instansi lain dalam operasi SAR).”

Soal dugaan manifes, menurutnya, aparat harus memastikan berapa sebenarnya jumlah penumpang dan awak KM Santika Nusantara. Informasi yang beberapa kali berubah tidak bisa dijadikan acuan karena bisa jadi saat memberikan laporan nakhoda kapal dalam kondisi panik.