Duka Rismiati, Istri Korban Hilang KM Santika Nusantara yang Terbakar
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Raut Rismiati Ningsih (42 tahun) sudah terlihat tenang. Kendati begitu, gelisah belum sepenuhnya hilang dari wajah wanita berjilbab itu.
Dia galau karena keberadaan suaminya, Supriyadi (54), belum diketahui sejak berlayar dengan KM Santika Nusantara yang terbakar di Perairan Masalembo, Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Kamis malam, 22 Agustus 2019.
Bersama anaknya, Rahmani (20), dua hari sudah Rismiati menunggui Posko Operasi SAR Basarnas kecelakaan laut KM Santika Nusantara di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kendati begitu, warga Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, itu belum juga menemukan nama suaminya di daftar 311 korban yang berhasil dievakuasi.
"Saya sampai di sini dari kemarin," kata Rismiati ditemui di Posko SAR di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 26 Agustus 2019.
Rismiati mengaku keluarga besarnya sebenarnya asal Malang. Namun, sejak tahun 1980-an pindah ke Kalimantan Timur.
Di sana pula dia menikah dengan Supriyadi. Dia mengatakan, suaminya bekerja di perusahaan ekspedisi. Sebelum kejadian, suaminya menyeberang ke Pulau Jawa dengan truk. "Suami saya bawa truk," cerita dia.
Balik ke Kalimantan, Supriyadi mengabarkan pulang dengan menumpangi KM Santika Nusantara. Sebelum kapal berangkat, Kamis, 22 Agustus 2019, Rismiati mengaku sempat dihubungi suaminya dan itu kontak terakhir kali.
"Pertama jam sembilan ke saya, kedua ke anak saya jam sebelas. Itu kontak terakhir," ujarnya.
Rismiati mengaku gusar setelah mengetahui kabar KM Santika Nusantara rute Surabaya-Balikpapan terbakar. Dia langsung sadar itu kapal yang ditumpangi suaminya. Dia mengaku menghubungi suaminya namun nomor telepon genggamnya tidak aktif.
"Saya tanya temannya (juga penumpang), katanya belum ada kabar," katanya.
Karena tidak sabar, Rismiati terbang ke Surabaya dan tiba kemarin, 25 Agustus 2019. Dia langsung mendatangi Posko SAR dan tidak menemukan nama suaminya di daftar korban yang berhasil dievakuasi. "Nama suami saya tidak ada di daftar," tuturnya.
Kepala Kantor Badan SAR Surabaya, Prasetya Budiarto, mengaku belum mengetahui ada atau tidak dan berapa korban yang belum ditemukan. Sebab, jumlah penumpang dan awak KM Santika Nusantara melebihi manifes. Tim masih mencari.
"Kalau yang melapor anggota keluarganya (penumpang) belum pulang, baru ada dua," ujarnya.