Kapolri Mengenang Berdinas di Papua: Manokwari Itu Kota Religius

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
Sumber :
  • VIVAnews / Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan adanya sebaran informasi hoaks yang menurutnya, ikut menyulut timbulnya kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat, pada Senin 19 Agustus 2019. Manokwari yang semula damai, berubah mencekam. 

Tito mengaku sangat paham dengan psikologi masyarakat Papua. Dia pernah berdinas di sana sebelumnya.

Diketahui selama dua tahun pada 2012-2014, Tito pernah menjabat sebagai Kapolda Papua. "Saya sendiri pernah menjadi bagian dari Papua, dua tahun saya tugas di sana, dinas di sana," kata Tito di RS Bhayangkara Surabaya, Jatim.

Dalam kenangan Tito, Kota Manokwari adalah kota yang religius. "Setahu saya, Kota Manokwari itu adalah kota yang religius. Di kota itu pertama kali Kristiani masuk ke Papua, yaitu ke Pulau Mansinam, itu berseberangan (pulau) dengan Kota Manokwari," kata Tito yang juga eks Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri itu. 

Karena itu, Tito meminta seluruh elemen masyarakat di Manokwari dan daerah lain di Papua, agar tetap bersedia menjaga kedamaian. "Karena itu, saya minta kepada saudara-saudara kita, adik-adik mahasiswa yang ada di sana, tolong kita jaga kedamaian Kota Manokwari. Jaga kedamaian dan cinta kasih yang ada di Papua," ucapnya. 

Tito juga meminta, warga di Jawa dan provinsi lainnya memperlakukan warga Papua selaiknya saudara. "Saya juga minta kepada saudara-saudara kita yang ada di luar Papua, baik di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan yang lain, perlakukan saudara-saudara kita (dengan baik). Papua adalah bagian dari saudara-saudara kita sendiri semua," kata dia.

Kerusuhan pecah di Manokwari pada Senin pagi, 19 Agustus 2019. Warga Papua bereaksi atas adanya gesekan warga di Kota Surabaya dan Malang, beberapa hari sebelumnya dengan mahasiswa Papua.

Diduga kuat, warga Papua tersulut setelah tersebar ucapan berbau SARA dan foto hoaks mahasiswa Papua di Surabaya meninggal dalam insiden di Jatim. 

Diketahui memang dalam peristiwa di Surabaya, polisi dan Satpol PP mendatangi asrama mahasiswa Papua, yang salah seorang di antara mereka diduga membuang bendera Merah Putih. Namun, situasi menjadi buruk, tatkala massa meneriaki agar mahasiswa Papua diusir. (asp)