Mata Dunia Tertuju pada Tindakan Rasialis Berujung Kerusuhan di Papua

Kerusuhan di Manokwari
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tindakan rasialis sekelompok oknum kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur, memicu kemarahan warga. Hari ini, masyarakat di Manokwari, Jayapura, Sorong, dan beberapa wilayah di Papua, turun ke jalan dan menggelar aksi demonstrasi, yang juga berujung pada lumpuhnya aktivitas di Papua. 

Aksi unjuk rasa di Papua pun menjadi sorotan berbagai media asing, salah satunya yaitu media asal Singapura, Channel News Asia.

Dalam artikelnya, disebutkan bahwa salah satu pemicu kemarahan dan unjuk rasa di Papua adalah penahanan mahasiswa Papua di Surabaya, karena diduga merusak tiang bendera di depan asrama, saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus.

"Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan, orang Papua marah, karena kata-kata yang sangat rasis oleh orang-orang Jawa Timur, polisi, dan militer," demikian ditulis laman tersebut.

Media asal Rusia, Russia Today (RT), menuliskan bahwa aksi protes yang melanda Provinsi Papua Barat di Indonesia telah menjerumuskan ibu kotanya ke dalam kekacauan. Kekerasan terjadi, setelah polisi Indonesia menangkap belasan mahasiswa setempat.

"Jalan-jalan kota dipenuhi oleh pengunjuk rasa meneriakkan slogan pro-kemerdekaan dan mengibarkan bendera 'Bintang Kejora, yang menjadi simbol perjuangan Papua Barat untuk merdeka dari Indonesia selama beberapa dekade," tulis Russia Today dalam artikelnya hari ini.

Media milik pemerintah Australia, Australian Broadcasting Corporation (ABC), menyoroti pemberitaan mengenai penangkapan puluhan mahasiswa Papua di Surabaya. Sebanyak 43 mahasiswa ditangkap dan dibebaskan sembilan jam kemudian, setelah bendera Indonesia ditemukan di selokan di depan asrama mahasiswa Papua.

"Hari ini pengunjuk rasa membakar gedung parlemen lokal dan membakar ban di ibu kota Provinsi Papua Barat, Manokwari. Protes terpisah juga terjadi di Kota Jayapura. Protes tampaknya sebagai balasan atas penahanan dan perlakuan terhadap mahasiswa Papua Barat di Surabaya," tulis ABC.

Media Inggris The Guardian, memberitakan mengenai unjuk rasa di Manokwari yang berujung pada pembakaran gedung parlemen setempat, setelah demonstrasi menentang penangkapan dan penahanan sejumlah mahasiswa Papua.

"Tayangan di televisi menunjukkan sekelompok sekitar 150 orang turun ke jalan-jalan di Manokwari, serta rekaman asap mengepul dari gedung parlemen. Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan, orang Papua marah karena kata-kata yang sangat rasis oleh orang-orang Jawa Timur, polisi dan militer," tulis The Guardian. (asp)