Angkatan Muda Kristen: Ucapan UAS Menyakitkan
VIVAnews - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia menanggapi isi ceramah Ustaz Abdul Somad yang belakangan viral. Sekretaris umum organisasi itu, Sahat Martin Philip Sinurat, menilai ceramah UAS yang menyinggung umat Nasrani itu mewakili individu.
"Dan bukan mewakili umat Islam di Indonesia yang selama ratusan tahun sudah hidup berdampingan dengan pemeluk agama lainnya," kata Sahat dalam keterangan tertulisnya, Minggu 18 Agustus 2019.
Saat ini, kata dia, umat Kristen berupaya untuk menguasai diri mereka dan memaafkan UAS. "Meski ucapan beliau menyakitkan," katanya.
Meski tersinggung, ia percaya, segala bentuk hinaan baiknya dibalas dengan kebaikan. Dan ia berharap, semua pihak menahan diri, terlebih sebagai orang yang dikenal harus menjadi panutan menuntun umat menuju kedamaian dan keharmonisan.
"Di sisi lain, kami mengajak kepada setiap lembaga agama, baik Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu, Budha, Konghucu dan aliran kepercayaan lainnya, untuk saling menjaga keharmonisan karena kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk," kata dia.
Video ceramah Ustaz Abdul Somad mengenai hukum melihat salib, mendadak viral di jagat maya. Apa yang disampaikan UAS memunculkan reaksi, bahkan sebuah organisasi kepemudaan di Nusa Tenggara Timur berencana melaporkan UAS.
Dalam ceramah lama yang baru disebarkan itu, UAS dianggap telah menghina lambang-lambang agama Kristen dan Katolik, seperti saat penyampaikan tentang salib dan patung.
Video tersebut diunggap di Youtube pada Jumat lalu, 16 Agustus 2019. Beragam komentar disampaikan masyarakat dalam chanel Youtube tersebut. Menurut informasi, apa yang disampaikan oleh alumnus Darul Hadits (Maroko) itu sudah terjadi lama. Sekitar tiga tahun lalu, saat kajian subuh di Masjid Agung an-Nur Pekanbaru.
Berikut klarifikasi dari Ustaz Somad.
Sementara itu, menurut Polda Nusa Tenggara Timur, hingga Minggu pagi, 18 Agustus 2019, belum ada laporan mengenai kajian UAS yang menjadi viral tersebut. Organisasi massa Brigade Meo Nusa Tenggara Timur, sebelumnya memang berencana melaporkan UAS ke polisi.
"Untuk pelaporan Brigade Meo terkait UAS atau pihak lain, sampai saat ini belum ada laporan," kata Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Jules Abraham Abast kepada VIVAnews, Minggu pagi, 18 Agustus 2019.