Moeldoko: Soal Enzo Bukan Kecolongan tapi Tak Terdeteksi

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVAnews - Polemik soal warga negara Indonesia (WNI) keturunan Prancis, Enzo Zenz Allie, yang sudah lulus Akademi Militer (Akmil) 2019, terus bergulir. Terutama setelah muncul kabar baru, soal keterkaitannya dengan organisasi terlarang, Hizbut Tahrir Indonesia.

Terakhir, Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Mahfud MD, bahkan menyebut kalau TNI kecolongan dengan lolosnya Enzo.

Meski belum bisa dibuktikan kalau Enzo terpapar ideologi terlarang, mantan Panglima TNI yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menolak disebut kalau TNI kecolongan.

"Memang bisa terjadi, tapi istilahnya bukan kecolongan. Artinya, bahwa sesuatu itu undetected," kata Moeldoko, di Istana Negara, Jakarta, Senin 12 Agustus 2019.

Enzo sempat viral di media. Bukan saja karena sosoknya yang peranakan Indonesia-Prancis. Tetapi, saat itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto secara khusus memanggilnya dan berbicara dengan bahasa Prancis.

Lantaran viral, beberapa orang mencoba mencari tahu sosok Enzo ini. Hingga ditemukan di laman media sosial Facebooknya foto-foto Enzo dengan membawa bendera yang identik dengan HTI, organisasi yang sudah dibubarkan oleh pemerintah.

Meski sempat lolos, Moeldoko menegaskan bahwa tes yang dilakukan oleh TNI tidak sebatas sekali dua kali. Tetapi secara bertahap dan terus-menerus.

"Tetapi ingat, di TNI itu penilaiain terus-menerus, sangat ketat. Pasti akan ketahuan nanti kalau muncul penyimpangan-penyimpangan perilaku," katanya.

Apakah nanti Enzo diperiksa kembali, Meoldoko belum bisa memastikan. Namun persoalan ideologi menjadi salah satu perhatian saat ini. Termasuk dalam tubuh TNI.

"Saya akan sampaikan ke panglima agar diwaspadai lagi," imbuhnya.

Bahkan hingga Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengungkapkan, sebanyak tiga persen anggota TNI terpapar akan paham radikalisme.

"Ya, itu perlu evaluasi. TNI pasti evaluasi," katanya.

Sebelumnya, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD menyebut TNI kecolongan dalam proses seleksi penerimaan WNI keturunan Prancis, Enzo Zenz Allie.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengatakan bahwa TNI dikenal sebagai sebuah lembaga yang sangat ketat dalam proses rekrutmen anggota. Masuknya Enzo yang diduga terpapar radikalisme ini menjadi bentuk TNI kecolongan.

“TNI sudah kecolongan menurut saya. TNI itu kan lembaga yang dikenal ketat ya, dikenal ketat tahu rekam jejak, kakeknya (Enzo) siapa, kegiatannya apa. Ternyata ini lolos di Akmil. Sampai diberi penghargaan kehormatan khusus oleh panglima, diajak wawancara khusus," ujar Mahfud, Jumat 9 Agustus 2019.