Sudah 300 Hektare Hutan Gunung Arjuna Terbakar

Ilustrasi kebakaran hutan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

VIVA – Kebakaran hutan di kawasan Gunung Arjuna, Jawa Timur, terus meluas. Total area Taman Hutan Raya (Tahura) atau lereng Gunung Arjuna yang terbakar saat ini sudah mencapai 300 hektare lebih.

Kebakaran mulai terjadi sejak Minggu 28 Juli 2019. Hingga hari ini, pemadaman masih terus dilakukan. Penggunaan water boombing atau melakukan penyiraman air melalui pesawat atau helikopter akan dilakukan.

Rencananya, pesawat milik TNI AU Abdurahman Saleh, Malang, dan pesawat milik BNPB akan dikerahkan untuk melakukan pemadaman kawasan hutan Gunung Arjuna.

Sebaran api saat ini terus meluar dari wilayah Curah Sriti, Gunung Mujur. Kawasan yang merupakan hutan konservasi habitat satwa dan vegetasi langka telah ludes terbakar. Kebakaran juga mulai mengarah ke hutan rimba dan dikhawatirkan potensi luasan area terdampak kebakaran bakal semakin besar.

Kepala BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengatakan, Taman Hutan Rakyat R Soerjo di kawasan Gunung Arjuna harus segera diselamatkan. Karena masuk kategori hutan habitat satwa dan vegetasi langka. Pemerintah daerah telah menetapkan status kebakaran Gunung Arjuna menjadi tanggap darurat.

"Berdasarkan surat darurat dari Kota Batu, kami ajukan surat ke BNPB, karena kebakaran itu pada ketinggian. Artinya, untuk menjangkau ke sana kalau tenaga manusia perlu waktu lama. Belum bawa barangnya dan susah. Airnya juga tidak ada, medannya juga curam dengan kemiringan 60 derajat," kata Suban, Kamis 1 Agustus 2019.

BPBD Jatim telah mengirim surat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk meminta bantuan helikopter. Permintaan itu pun telah disetujui, rencananya pemadaman melalui jalur udara bakal dilakukan, Jumat besok, 2 Agustus 2019.

"Allhamdulillah setuju, sore ini mungkin helikopter tiba di Abdurahman Saleh dari Kalimantan. Water boming rencananya kalau tidak halangan dan cuaca baik Insya Allah besok sudah mulai. Anggarannya sudah selesai. Artinya, saat ini bicara bagaimana cara menangani," ujar Suban.

Saat ini, tim gabungan sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Kehutanan Pemprov Jawa Timur selaku otoritas terkait. Kemudian juga melakukan koordinasi dengan Perum Jasa Tirta I selaku otoritas pengelola air waduk Selorejo, Ngantang, Kabupaten Malang.

"Sekarang, langkah selanjutnya harus menentukan koordinat pendaratan helikopter dan untuk pengambilan air, apa di Waduk Selorejo, atau ada yang lebih dekat lagi. Itu langkahnya kita koordinasi dengan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, karena itu wewenang Dinas Kehutanan Provinsi," ujar Suban. (asp)