DPR Ingatkan Tugas Mentan Urus Pangan, Bukan Jual Kalung Antivirus

Kalung antivirus corona
Sumber :
  • Twitter / Balitbangtan

VIVA - Kalung eucalyptus yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) diklaim Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) mampu menangkal virus COVID-19. Namun, kalung antivirus buatan Kementerian Pertanian ini menimbulkan kontroversi.

Dewan Perwakilan Rakyat menyarankan agar Menteri Pertanian fokus pada sektor pertanian yang menjadi tugas kerjanya, bukan jualan obat atau antivirus. Selain itu, anggota legislatif mengingatkan agar Menteri Syahrul tidak menggunakan APBN untuk memproduksi secara massal kalung tersebut.

Baca juga: DPR Minta Kalung Anti-Corona Diuji Dulu Sebelum Produksi Massal

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan, mengatakan bakal mempertanyakan kepada Kementerian Pertanian terkait mekanisme produksi massal kalung saat rapat kerja pada Selasa. Sebab, kabarnya menggandeng perusahaan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang).

“Fokus saja ke pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Terserah saja (diproduksi massal) selama enggak pakai APBN. Kalau pakai APBN, ya jangan,” kata Daniel yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta Senin, 6 Juli 2020.

Sementara Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, mengatakan tugas Menteri Pertanian adalah mengurus pangan bukan anti virus yang keberadaannya juga harus diuji dulu secara ilmiah. Maka dari itu, publik harus tahu juga kajian ilmiah atas kalung tersebut.

"Publik dan Komisi IV harus tahu apakah sudah melalui kajian yang dalam, apa sudah dipraktikkan juga ke orang-orang yang kena corona, dengan adanya kalung itu tidak kena. Itu kan harus ada penjelasan ya," kata Andi Akmal.

Sedangkan Anggota Komisi IX DPR, Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil, meminta Kementerian Pertanian supaya menunjukkan basis riset terkait inovasi kalung anti corona tersebut. Sebaiknya, Kementerian Pertanian hati-hati jangan malah memancing pro dan kontra karena kurang risetnya.

"Kementan harus berhati-hati dan mendasarkan pada riset yang jelas, sebelum mengeluarkan inovasi untuk publik," kata Gus Nabil.

Sebelumnya, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, menjelaskan sampai saat ini banyak negara yang berlomba menemukan antivirus corona termasuk Indonesia. Maka, pemerintah melalui kementerian atau lembaga terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mendegah serta menangani virus corona tersebut.

Balitbang Kementerian Pertanian menemukan inovasi kalung eucalyptus. Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual dan mencegah penyakit mulut.

Menteri Syahrul Yasin Limpo mengaku yakin kalung itu bisa membunuh virus corona. "Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari corona. Kalau dia 30 menit, maka dia bisa 80 persen," kata Syahrul usai bertemu dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.