Viral Video Anggota DPR Bentak dan Usir Bos Inalum Orias Petrus
- Vlix
VIVA – Viral video Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir yang mengusir Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), Orias Petrus Moerdak saat rapat di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Pemicunya, Nasir mempertanyakan materi atau bahan terkait utang yang bertenor 30 tahun. Karena, ia sebagai anggota legislatif khawatir utangnya tidak selesai dibayar lantaran tenornya terlalu lama. Menurut dia, bicara utang itu cuma dua yakni disita atau lancar pembayarannya.
"Saya tanya materinya mana, kita mau dalemin. yang saya tanya ini karena bingung loh, kok utang lagi, apa-apaan ini. Jadi sampai 30 tahun kalau perusahaan ini lancar, baru selesai. Kalau kita mati tak selesai utang ini, ganti lagi dirut, lain lagi polanya," kata Nasir seperti dikutip dari Youtube pada Kamis, 2 Juli 2020.
Baca Juga: Tukang Pijat Terapi Positif Corona, Satu Desa Jalani Rapid Test Massal
Tensi pun mulai naik. Akhirnya, Nasir mengatakan, harusnya Orias keluar dari ruangan rapat. Dan, Orias menimpalinya siap untuk keluar ruangan apabila diizinkan oleh pimpinan rapat. "Kalau bapak suruh saya keluar, izin pimpinan saya keluar," kata Orias.
Ternyata, Nasir makin naik pitam hingga menggebrak meja dan meluapkan kekesalannya kepada Orias. Dengan geram, Nasir mengatakan DPR bukan tempat main-main. Kemudian, jika mau rapat itu bahan yang disiapkan harus lengkap.
"Bapak bagus keluar, tidak ada gunanya. Anda bukan main-main DPR ini, rapat itu harus lengkap bahannya. Enak betul anda ini, kurang ajar Anda. Tahu jabatan Anda mempertaruhkan negara ini. Saya bicara di sini pun atas nama negara," jelas dia.
Untuk itu, Nasir izin kepada pimpinan supaya orang seperti ini tak perlu lagi diundang rapat. Bila perlu, kata dia, Menteri BUMN Erick Thohir saja yang dipanggil untuk rapat ke depannya. Sebab, ia berdalih sebagai parlemen yang fungsinya mengawasi dan anggaran.
"Pimpinan, kalau ada orang lagi begini tak usah ikut rapat, kita suruh wakilnya saja, bila perlu kita suruh menterinya yang datang kemari," katanya.