Pakar UI: Indonesia Belum Bisa Disebut Second Wave Kasus COVID-19
- pixabay
VIVA – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Ari Fahrial Syam mengatakan beberapa terakhir ini data yang positif virus Corona COVID-19 di Indonesia trennya malah naik untuk jumlah kasus. Maka, belum bisa dikatakan akan terjadi gelombang kedua penyebaran kasus COVID-19.
"Apa kita sudah second wave atau belum? Angka kita ini masih belum stabil, bahkan beberapa terakhir ini tren naik terus jumlah kasus barunya. Jadi, mungkin kita mau menuju first wave," kata Ari dalam acara VIVA Talk pada Kamis, 25 Juni 2020.
Kalau lihat Jakarta, kata Ari, apabila benar-benar mau mengatakan second wave itu sebenarnya first wave berhasil turun kasusnya beberapa hari, cuma timbul lagi kasus baru. Sehingga, Jakarta juga sebetulnya belum aman karena masih ada peningkatan letupan-letupan kasus baru.
"Memang, ini karena adanya pemeriksaan yang aktif. Seperti di Jakarta Pusat, memang 62 RW itu disana seperti Petamburan, Cempaka Putih dan lainnya," ujarnya.
Dengan begitu, Ari mengatakan apabila mau bicara second wave itu memang benar-benar turun dulu tren merahnya, kemudian beberapa hari kosong, baru timbul lagi kasus. Tentu, itu setelah dilakukan intervensi.
"Itu yang kita bilang second wave terjadi kalau benar-benar flat, kemudian ditemukan ada kasus baru lagi. Artinya, sudah mulai new normal, kelas-kelas dibuka lagi, segala macam dibuka lagi, ternyata ada peningkatan lagi. Misalnya, sekolah, kantor, tempat rekreasi setelah dibuka terjadi lonjakan, nah itu kita bilang second wave," ucapnya.
Menurut dia, Beijing merupakan pelajaran kasus yang bisa dibilang second wave. Karena, Beijing sempat terjadi peningkatan kasus baru setelah dinyatakan mulai aman tak ada kasus baru, transmisi lokal tidak ada.
"Nah, tentu mereka tidak ingin ini letupan lagi makanya cepat dilakukan lockdown daerah tersebut, siapa yang kontak langsung diperiksa," kata dia.
Baca juga: Nus Kei: Mungkin John Kei Merasa Tersingkirkan