Ada Yang Tolak Rapid Test Dianggap Tak Valid, Cek Faktanya

Rapid Test COVID-19 massal
Sumber :
  • youtube.com/ tvOneNews/

VIVA – Pemerintah telah melakukan tes massal cepat atau rapid test sebagai screening atau filter awal bagi kelompok berisiko. Rapid test dilakukan secara masif di beberapa wilayah Indonesia untuk mengetahui potensi penyebaran virus agar bisa segera dilakukan tindakan penanganan.

Rapid test dilakukan untuk mendeteksi antibodi apakah yang bersangkutan reaktif atau nonreaktif. Kegiatan ini juga disinergikan dengan contact tracing.

Lalu apabila hasil tes reaktif apa yg harus dilakukan?

Jika ditemukan kasus reaktif maka akan langsung dilakukan test PCR/swab kemudian dilanjutkan contact tracing baik di rumah maupun tempat kerja guna menemukan kasus positif lainnya untuk diisolasi agar tidak menjadi sumber penularan COVID-19 di masyarakat.

Baca juga: Warganet Geger, Ada Promo Workshop Sukses Poligami Seharga Rp4 Juta

Rapid test penting untuk pemetaan awal potensi penyebaran COVID-19 di masyarakat. Tindakan kesehatan lanjutan pun dapat segera dilakukan.

Rapid test aman, jangan ragu apalagi menolaknya. Keselamatan bersama, perlu peran kita bersama.

Jika ditemukan kasus nonreaktif, tes akan diulang 7-10 hari kemudian. Dalam hal ini protokol kesehatan harus tetap diterapkan secara ketat.

Baca juga: Video Eksklusif Penjemputan Mucikari Pemasok Anak ke Buronan FBI

Mengapa saat hasil pemeriksaan rapid test reaktif dilanjutkan pada pemeriksaan PCR/TCM?

PCR dan TCM adalah dua metode tes yang basisnya adalah antigen, memeriksa virusnya secara langsung. Melalui kedua tes ini ditentukan apakah kasus positif atau negatif COVID-19, seperti dilansir akun Instagram resmi @GTPP COVID-19.

PCR adalah metode pengetesan melalui laboratorium monokuler untuk mengidentifikasi DNA dan RNA. Alur Pengambilan spesimen Untuk COVID19 dilakukan di RS Rujukan kepada pasien, lalu dikirim ke Lab spesimen tersebut.

Baca juga: WHO Akui Keampuhan Dexamethasone untuk Pasien Corona

Spesimen yang diambil adalah nasofaring, bronchoalveolar lavage, tracheal aspirate, sputum dan serum.

TCM merupakan alat diagnostik penyakit TBC yang telah dikonversi berupa setting mesin dan penggunaan cartridge khusus agar mampu melakukan pemeriksaan COVID19.

Alat ini sudah tersebar hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.