Menguak Fakta Dexamethasone Sembuhkan Pasien Corona, Begini Kata Pakar
- news.sky.com
VIVA – Seorang ilmuan Inggris menemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit virus Corona COVID-19, yaitu dexamethasone. Nah, penjualan obat dexamethasone di Pasar Pramuka, Jakarta Timur masih stabil tidak terlalu tinggi permintaannya dan harga pun cukup terjangkau.
Di Pasar Pramuka, harga obat dexamethasone dengan dosis 0,5 miligram dijual seharga Rp20.000. Sedangkan, obat dexamethasone dengan dosis 0,75 miligram itu dijual kisaran harga Rp 40.000 hingga Rp 50.000. Selama ini, obat dexamethasone untuk anti peradangan.
Ketua Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dokter Nafrialdi menjelaskan dexamethasone adalah obat yang disebut kelompok kortikosteroid. Nah, ini obat anti peradangan yang digunakan untuk banyak sekali kegunaan berbagai jenis penyakit dengan diberikan dexamethasone.
“Bagaimana dengan COVID-19? Sebetulnya, kalau kita buka protokol yang digunakan Indonesia untuk COVID yang berat pun ada posisi kortikosteroid. Nah, itu pilihannya bisa dexamethason, methylprednisolone dan triamcinolone. Itu berbagai jenisnya,” kata Nafrialdi seperti dikutip dari tvOne pada Jumat, 19 Juni 2020.
Menurut dia, kebetulan dari Inggris berhasil menghitung, mendokumentasikan dan mempublikasikan sehingga masyarakat Indonesia terperangah dengan obat dexamethasone. Sebab, mereka tidak menyadari kalau obat tersebut sebetulnya punya efek yang cukup bagus.
“Kita selama ini fokus pada obat-obat lain, chloroquine atau klorokuin, anti virus. Sementara, steroid hanya obat tambahan bukan obat utama. Nah, di Inggris ini keunggulannya malah membandingkan pasien berat yang dapat dexamethasone dengan yang tidak dapat,” ujarnya.
Namun, Nafrialdi tidak menyebutkan secara spesifik kalau obat dexamethasone ini ampuh untuk menanggulangi pasien yang terinfeksi COVID-19. Hanya saja, kata dia, dexamethasone dalam berbagai kondisi dijadikan resep obat.
“Misal sesak nafas karena asma ini obat penting, sesak nafas karena pneumonia juga dimasukkan. Dalam protokol yang digunakan di Indonesia, sampai sekarang itu disebut kortikosteroid. Karena tidak membatasinya apakah harus dexamethasone, jenis lain juga boleh misal methylprednisolone,” jelas dia.
Baca juga: Tolak Kedatangan TKA China, Kantor Bupati Konawe Digeruduk Massa