93 Pasar Tradisional Terinfeksi Corona, Lebih 400 Pedagang Positif
- VIVA/ Kenny Kurnia Putrama
VIVA – Pasar menjadi salah satu tempat berkumpul orang sehingga kadang membuat orang abai memperhatikan jarak. Bahkan beberapa pasar di Indonesia merupakan tempat wisata yang sering didatangi wisatawan saat berkunjung ke daerah tersebut. Oleh karena itu kunjungan ke pasar saat masa pandemi Corona menjadi perhatian penting.
"Sudah sejak lama pasar tradisional kita menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Pasar tradisional juga merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat. Bahkan beberapa pasar tradisional legendaris seperti pasar Beringharjo di Yogyakarta pasar Klewer di Solo pasar Johar di Semarang pasar Sukawati di Bali dan banyak lainnya menjadi lokasi wisata sebelum pandemi,"
ujar Anggota Tim Komunikasi Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro saat konferensi pers di BNPB via YouTube Sabtu, 13 Juni 2020.
Di Indonesia sendiri kini ada lebih dari 14 ribu pasar tradisional atau 90 persen dari seluruh jenis pusat perdagangan. Untuk itu pada masa pandemi Corona COVID-19 masyarakat diminta untuk berhati-hati saat berada di pasar tradisional.
Pasar tradisional sering kali dipenuhi oleh wisatawan dari mancanegara sehingga membuatnya penuh sesak serta kebersihan yang kurang terjaga. Pasar sat ini dianggap sebagai tempat paling berisiko penyebaran COVID-19. Bahkan saat ini sudah ada lebih dari 400 pedagang yang terinfeksi COVID-19.
"Membuat pasar menjadi tempat yang berisiko. Berdasarkan pertimbangan itu pemerintah daerah merasa perlu menggelar rapid test di pasar dan hasilnya menurut IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) lebih dari 400 pedagang di 93 pasar tradisional telah terinfeksi COVID-19," katanya.
Selain itu, masih banyak pasar tradisional yang tidak melaporkan adanya kasus positif COVID-19. Beberapa di antaranya juga telah menetapkan aturan baru untuk kondisi new normal.
"Penerapan adaptasi kebiasaan baru dengan mempraktikkan protokol kesehatan yang baik contohnya di Yogyakarta diberlakukan kawasan wajib masker di pasar, pasar Bukateja di Purbalingga, Jawa Tengah membatasi lapak antarpedagang dengan partisi atau pembatas plastik para pedagang pun menggunakan masker dan pelindung wajah," kata Reisa.
Selain itu, di pasar Bendo Trenggalek membatasi jarak antarkios dengan plastik transparan dan penjual menggunakan sarung tangan plastik atau pelindung wajah. Meski baru masa percobaan, Reisa menganggap hal itu perlu dipuji dan diikuti oleh pengelola pasar lain.
"Itu tadi meski baru dicoba langkah ini perlu dipuji dan diikuti petugas parkir membatasi jumlah orang dan kendaraan yang masuk agar penjarakan tetap diterapkan," kata dia lagi.
Baca juga: Update Corona Indonesia 13 Juni 2020: 37.420 Kasus, 2091 Meninggal