Kisah Jemaah Calon Haji Tertua di Cirebon yang Gagal Berangkat Haji
- timesindonesia
Sukena (80), jemaah calon haji tertua Kota Cirebon, hanya bisa ikhlas menerima pembatalan keberangkatan ibadah haji tahun ini. Keinginannya menjadi tamu Allah harus ditunda hingga tahun depan akibat pandemi Covid-19.
Padahal, semua kebutuhan sudah dipersiapkan dan hanya tinggal berangkat saja.
Saat ditemui TIMES Indonesia di kediamannya di Jalan Sekar Kemuning RT 02 RW 03 Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, Sukena masih cukup terlihat sehat dan bugar, meskipun kulit keriput sudah membalut seluruh tubuhnya.
Dirinya baru mengetahui kabar tentang dibatalkannya ibadah haji tahun ini, dari pesan grup WhatsApp anaknya. Pembatalan tersebut membuat ramai pesan grup itu.
"Kita baru tahu dari pesan grup saja. Kalau pemberitahuan resmi dari Kemenag belum ada," jelasnya, Selasa (2/6/2020).
Dengan dibatalkannya keberangkatan ibadah haji tahun ini, Sukena pun hanya bisa ikhlas saja. Karena dia sudah memahami kondisi saat ini yang sedang dalam pandemi Covid-19. Apalagi, di Pemerintah Arab Saudi saja masih belum ada kejelasan soal dibukanya ibadah haji tahun ini.
"Semua keperluan seperti password, visa, pakaian, dan kebutuhan lain-lain sudah siap semua. Hanya tinggal berangkat saja. Tapi kalau ternyata dibatalkan tahun ini, ya bisa apa," ungkap ibu 6 anak dan 22 cucu ini.
Wanita kelahiran 11 Maret 1940 ini menceritakan, dia akan berangkat haji bersama kedua anaknya, yakni Sukiman (50) dan Tarsini (45), serta istri dari Sukiman, Neni Yani (47). Mereka berempat sudah mendaftarkan ibadah haji sejak 8 tahun yang lalu.
Demi bisa mendaftarkan haji, Sukena pun menabung selama bertahun-tahun dari hasil berjualan sayuran di Pasar Harjamukti Kota Cirebon. Namun sayangnya, sejak insiden yang menyebabkan kakinya patah lima tahun lalu, dia tidak lagi berjualan sayuran, dan memilih di rumah saja bersama anak bungsunya.
"Tapi pendaftaran haji sudah selesai semua sejak saya berhenti jualan. Sekarang semuanya diurus oleh anak pertama," tuturnya.
Awalnya, Sukena mendaftarkan haji bersama suami. Namun, karena kondisi suami yang tidak memungkinkan, akhirnya yang berangkat hanya Sukena saja. Hingga akhirnya, sang suami pun meninggal dunia.
Mengingat usia Sukena yang sudah tua, akhirnya dia mendapatkan jatah berangkat haji tiga tahun kemudian. Lalu, anak pertama Sukena, Sukiman, turut mendaftarkan haji. Akhirnya Sukena pun mengikuti masa keberangkatan haji bersama anak, yakni 8 tahun kemudian.
"Tarsini yang daftarnya berbeda dengan anak pertama, akhirnya bisa dapat berangkat bersama, karena untuk menemani saya," ungkapnya.
Dengan kondisi yang begini, Sukena pun tidak memaksa jika harus berangkat tahun ini. Dengan diundur tahun depan pun tidak masalah, yang penting dia masih bisa diberi kesehatan untuk bisa menjalankan ibadah haji tahun depan. "Mudah-mudahan tetap diberi kesehatan supaya bisa menjalani ibadah haji tahun depan," tutur jemaah calon haji tertua Kota Cirebon ini. (*)