Jejak Mengerikan Ruslan Buton, Pecatan TNI yang Minta Jokowi Mundur
- Twitter: @Syafria24665876
VIVA – Mantan prajurit TNI Angkatan Darat, Ruslan Buton, tengah menjadi perbincangan netizen di dunia maya. Tagar #saveRuslanButon sempat ramai menghiasai linimasa media sosial Twitter.
Hal ini disebabkan karena Ruslan Buton diciduk oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara dan Tim Densus 88 Mabes Polri pada Kamis 28 Mei 2020.
Ruslan diringkus kepolisian atas dugaan membuat rekaman suara yang meminta Presiden Joko Widodo untuk mundur. Dalam rekaman tersebut, Ruslan menyuarakan pendapat bahwa kebijakan Jokowi tidak pro rakyat dan menyebut akan ada gelombang revolusi jika presiden tidak mundur.
Warganet pun menggunakan tagar #SaveRuslanButon untuk memuji sikap Ruslan Buton sebagai seorang patriot dan menyayangkan panangkapannya.
Namun, siapakah sebenarnya Ruslan Buton? Dalam penelusuran melalui berbagai sumber, berikut rekam jejaknya Ruslan Buton.
Pria kelahiran 4 Juli 1975 ini merupakan mantan anggota TNI. Pangkat terakhirnya adalah Kapten Infanteri di TNI AD.
Akan tetapi, saat menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau pada tahun 2017 lalu, ia terbukti sebagai salah satu dari 10 pelaku yang diduga membunuh La Gode, seorang petani cengkeh pencuri singkong parut 5 kilogram seharga Rp20 ribu.
Saat La Gode kemudian ditahan di Pos Satuan Tugas Daerah Rawan, Ruslan Buton dan kawan-kawan diduga melakukan penganiayaan hingga menghilangkan nyawa La Gode. Akibatnya, Oditur Militer Ambon menjatuhi hukuman penjara 1 tahun 10 bulan kepada Ruslan Buton dan dipecat dari TNI AD.
Setelah bebas pada tahun 2019, Ruslan Buton kemudian membentuk kelompok mantan prajurit TNI dari 3 matra, yaitu Darat, Laut dan Udara yang disebut Serdadu Eks Trimatra Nusantara.
Ia pun menyebut dirinya sebagai Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara. Yayasan ini lahir dari ide para mantan tentara untuk melanjutkan perjuangan mereka membela Ibu Pertiwi. Kelompok ini secara resmi dideklarasikan pada 25 Januari lalu.
Pada 18 Mei, Ruslan Buton membuat sebuah rekaman suara. Dalam rekaman tersebut, Ruslan Buton diduga menyampaikan ujaran kebencian yang menyebut bahwa Jokowi tidak pro rakyat.
Bahkan, Ruslan Buton sempat mengatakan tentang kemungkinan adanya pertumpahan darah. Ia menyebarkan rekaman suara tersebut di grup WhatsApp Serdadu Eks Trimatra.
Baca juga: Komisi I DPR: Pelantikan Iman Brotoseno Langgar UU MD3