672.000 UMKM di Sumut Terkena Dampak Pandemi Corona

Ilustrasi UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Dampak dari wabah virus corona di Indonesia membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM terancam gulung tikar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mencatat, terdapat 672.000 UMKM dan 7.700 koperasi di 33 Kabupaten/Kota di Sumut terkena imbas dari penyebaran virus corona atau COVID-19. 

Untuk mencegah dampak pandemi virus corona meluas di sektor ekonomi, pemerintah menyiapkan langkah untuk membantu agar UMKM dan koperasi tetap berjalan. 
?
"Total jumlah UMKM yang terdampak di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 672.000 dari total 960.000 UMKM di Sumatera Utara, dari 33 kabupaten/kota. Dan koperasi yang terdampak adalah sebanyak 7.700 dari 11.000 koperasi yang ada," jelas Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumut, Ridho Haykal Amal, Selasa 5 Mei 2020.

Ridho mengungkapkan, sejak wabah virus corona melanda, sejumlah UMKM dan koperasi di Sumatera Utara terpuruk. Penyebabnya, karena permintaan masyarakat menurun. 

“Kedua, para UMKM dan koperasi itu kesulitan mencari bahan baku, karena banyaknya perusahaan yang tutup atau yang tidak menjalankan aktivitasnya."

Ketiga lanjut Ridho, terganggunya bahan baku produksi dan distribusi, dan keempat adalah akses pembiayaan.

Sulitnya mencari akses pembiayaan bagi para UKM di tengah pandemi corona, berpengaruh pada UMKM dan koperasi. 

Untuk meringankan beban UMKM, Ridho mengatakan, saat ini koperasi memberikan keringanan pembiayaan UKM. Begitu juga, ada kebijakan dari Pemerintah pusat untuk meringan beban mereka.

"Sebagaimana diketahui, dari Kementerian atau Bapak Presiden Jokowi juga memberikan keringanan pembiayaan bagi para pelaku UMKM dengan tenggat waktu enam bulan," kata Ridho.

Diakui sebelumnya, pada masa resesi sebelumnya UMKM masih bisa berjaya. Banyak orang di PHK. Tapi UMKM masih bisa berjaya melaksanakan aktivitasnya. 

“Namun di era pandemi ini para UMKM khususnya Sumatera Utara mengalami kendala yang cukup signifikan dan kita berharap kebangkrutan UMKM ini tidak terlalu parah," jelas Ridho.

Untuk membangkitkan kembali UMKM dari dampak Pandemi ini, Ridho menargetkan waktu enam bulan ke depan. Pastinya, akan kembali normal seperti biasanya.

"Setelah era pandemi, kita harapkan 6 bulan setelah selesai dari pandemi ini akan kembali stabil kalau daya beli masyarakat tinggi. Kemudian harus juga didorong kebijakan khusus untuk koperasi, keringanan KUR, keringanan dari lembaga pengelola dana bergulir, kemudian kemudahan dan keringanan pajak," harapnya.

Saat Ramadhan ini, Ridho juga mengajak masyarakat turut membantu UMKM dengan membeli takjil. Boleh menggunakan aplikasi online atau membeli langsung, tapi tetap menjaga social distancing. 

“Percayalah setiap kita membeli takjil, maka pembeli akan menatap dengan tersenyum. Senyum itu yang akan membuat pedagang menjadi senang sehingga daya imun tubuhnya pun meningkat," ungkap ?Ridho.