Saat Pandemi Corona, Tambak Warga di Poso Dihantam Banjir
- VIVA/Firman
VIVA – Akibat hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Poso,Sulawesi Tengah sejak dua hari terakhir ini, membuat Sungai Puna yang membelah kecamatan Poso Pesisir Selatan hingga kecamatan Poso Pesisir meluap dan menjebol tanggul pembatas sungai dengan lokasi tambak ikan di Desa Bega kecamatan Poso Pesisir.
Akibatnya, sekitar 100 hektar tambak warga yang berisi udang dan ikan Bandeng terendam hingga setinggi 2 sampai 3 meter. Bukan hanya terancam panen, para pemilik tambak mengalami kerugian besar hingga puluhan juta rupiah perhektarnya. Padahal rencananya tambak akan dipanen untuk persiapan menghadapi lebaran Idul Fitri.
Jebolnya tanggul pelindung merupakan peristiwa yang kedua kalinya. Ikan bandeng dan udang Faname unggulan petani tambak lenyap seketika dibawa banjir. Sebagian mati karena terendam lumpur atau air tawar dari sungai. Selain kerugian akibat hanyutnya ikan Bandeng dan Udang akibat banjir, pematang tambak pun mengalami rusak parah.
“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian akibat banjir ini ya ratusan juta rupiah,pasalnya benih ikan yang ditebar warga di tambak sebagian besar sudah siap panen” kata sejumlah pemilik tambak.
Haji Genda, salah seorang petani tambak di kawasan Moti desa Bega, mengatakan mengalami kerugian besar. Jumlah hingga puluhan juta rupiah, bukan saja tambak miliknya terendam banjir, pematang tambak milinya juga mengalami rusak parah. Selain Haji Genda, seratusan hektar tambak lain dikawasan itu juga hampir pasti gagal panen karena terendam air banjir. Padahal, sebagian tambak itu sudah siap panen.
“Sekitar seratusan hektare tambak terendam banjir diwilayah Moti, sehingga kita petani tambak mengalami kerugian besar, terus terang kita perlu uluran tangan pihak pemerintah karena peristiwa ini" ujar Haji Genda.
Untuk mengolah satu hektar tambak dibutuhkan modal berjuta-juta. Sehingga bisa dibayangkan besarnya kerugian yang dialami warga. Upaya mereka untuk mengantisipasi agar tambak mereka aman dari terjangan luapan sungai Puna sudah dilakukan dengan memperbaiki dan memperkuat tanggul. Namun sayangnya tanggul itu tidak mampu menahan luapan sungai Puna. Sejumlah warga desa Bega mengatakan, tanggul atau tangkis jebol karena debit air sungai Puna meningkat lebih dari tahun-tahun sebelumnya.
Melihat tambak mereka terendam air, puluhan warga pun hanya bisa pasrah. meski begitu mereka masih berupaya menutup tanggul yang jebol dan yang masih bisa diperbaiki secara bersama-sama. Ditengah kesedihan akibat bencana ini, para petani tambak berharap pemerintah memberikan mereka bantuan untuk memperbaiki kembali tambak yang rusak serta bantuan modal untuk membeli bibit ikan atau benur.
Laporan: Firman (Poso)
Baca: Kasus Corona di Aceh Bertambah, 1 Santri Tertular dari Ponpes Magetan