Viral Aktivitas Bagi-bagi "Nasi Anjing" di Warakas

Donatur nasi anjing
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Masyarakat dihebohkan dengan munculnya video pembagian makanan dengan nama ‘nasi anjing’ di wilayah Warakas, Jakarta Utara. Para donatur pun memberikan klarifikasi lewat video yang tersebar di media sosial Twitter.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengapresiasi niat para donatur untuk memberikan bantuan kepada warga Jakarta yang membutuhkan makanan di tengah pandemi wabah corona atau COVID-19. Hanya saja, penamaan makanan tersebut yang kurang tepat.

“Mungkin niatnya baik mau membantu. Tapi menamakan bantuan dengan ‘Nasi Anjing’ ini sangat tidak sensitif. Anjing diharamkan oleh umat Islam yang kini beribadah di bulan suci. Apakah ini becanda atau sengaja? Alasan apapun sulit diterima dengan istilah ‘Nasi Anjing’ itu,” kata Fadli lewat Twitter yang dikutip Senin, 27 April 2020.

Kemudian Komisaris Ancol, Geisz Chalifah mengucapkan terima kasih kepada para donatur pembuat ‘nasi anjing’ yang sudah bersusah payah untuk ikut membantu meringankan beban masyarakat.

“Saya cuma mau tanya, dalam psikologi bahasa dengan kultur masyarakat kita, adakah empati memberi pada orang lain dengan kata nasi Anjing? Bukankah memberi adalah empati? Bukankah bahasa yang digunakan juga mencerminkan empati?,” ujarnya.

Sementara seorang penulis, Zara Zettita Zainuddin Ramadi menilai alasan dari donatur bahwa kenapa diberikan nama ‘nasi anjing’ agar setia kepada Pancasila dan UUD RI 1945 adalah kurang tepat. Sebab, tidak ada hewan yang paham dengan ideologi dasar negara tersebut.

“Ngapain juga CAPE CAPE DI STEMPELIN ‘nasi Anjing’. Padahal lebih SIMPLE dibungkus aja gak usah capek-capek bikin stempel dan nyetempelin satu-satu. Gak masuk akal filosofi ‘anjing itu setia’. Emang ada anjing ngerti UUD 45 apalagi sama Pancasila?,” tanyanya.

Dari video yang beredar, seorang donatur memberikan klarifikasi terkait ‘nasi anjing’ yang dibagikan untuk warga. Menurutnya, nasi anjing itu isinya bukan daging anjing, tapi menu lauknya orek tempe, teri, cumi, petai, sosis sapi dan bakso sapi.

“Jadi semua bahannya halal, dijamin dan kita juga mengerti. Sekali lagi kenapa kita kasih nama ‘nasi anjing’, karena anjing itu binatang yang setia. Makanya kita perlu setia pada Allah yang di atas, perlu setia pada pemerintah, perlu setia pada Pancasila dan UUD 1945,” katanya.

Kemudian, porsinya juga lebih banyak dari porsi nasi kucing. Nah, nasi ini bukan buat mengenyangkan tapi buat bertahan. Sebab, ini waktunya Jakarta perlu tahan banting. “Jadi kita sama-sama bergerak untuk masyarakat bawah,” ucapnya.