IDI Klarifikasi Penyebab Kematian Dokter Toni Daniel Silitonga
- Twitter IDI
VIVA – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dokter Daeng M Faqih, mengklarifikasi tentang wafatnya dokter Toni Daniel Silitonga bukan disebabkan positif terinfeksi virus corona atau COVID-19. Diungkapkannya, dokter Toni meninggal dunia karena sakit jantung.
"Klarifikasi terkait postingan IDI perihal wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI selama situasi pandemi COVID-19 ini, adalah benar dr. Toni Daniel Silitonga dalam wafatnya bukan disebabkan langsung oleh COVID-19," kata dokter Daeng seperti dikutip dari Twitter @PBIDI pada Senin, 23 Maret 2020.
Menurut dia, dokter Toni merupakan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat sekaligus Satgas Tim Penanggulangan COVID-19 di hari-hari terakhirnya sangat sibuk sekali mempersiapkan fasilitas kesehatan.
Khususnya, di wilayah Bandung Barat agar sigap terhadap ancaman COVID-19 serta memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat Bandung Barat untuk waspada terhadap COVID-19. "Beliau berpulang dikarenakan kelelahan dan adanya serangan jantung," ujarnya.
Namun demikian, dokter Daeng mengatakan PB IDI sangat mengapresiasi sebesar-besarnya kepada sejawat dokter Toni yang di akhir hayatnya mendedikasikan pemikiran dan tenaga untuk penanganan COVID-19. "Semoga Tuhan Yang Maha Esa menempatkan dokter Toni ke tempat yang terbaik," ucapnya.
Sebelumnya, akun Twitter PB IDI menyampaikan berduka cita yang amat mendalam atas berpulangnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi COVID-19.
Enam dokter yang meninggal dunia sebagai pahlawan melawan pandemi COID-19 yakni, Dokter Hadio Ali dari IDI cabang Jakarta Selatan, Dokter Djoko Judodjoko cabang Kota Bogor, Dokter Laurentius dari IDI cabang Jakarta Timur, Dokter Adi Mirsaputra dari IDI cabang Bekasi, Dokter Ucok Martin dari IDI cabang Medan dan Dokter Toni D Silitonga dari IDI cabang Bandung Barat.