Viral Pengakuan Anak WNI yang Diajak ke Suriah, Cita-cita pun Kandas

isis
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Sebuah video seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Nada Fedulla yang dibawa ayahnya menjadi anggota ISIS ke Suriah. Akhirnya, Nada putus sekolah dan cita-citanya menjadi dokter pupus.

Video tersebut hasil wawancara BBC News Indonesia, lalu diunggah ke akun Twitter @BBCIndonesia pada Rabu, 5 Februari 2020. Lalu, bagaimana kisah Nada yang diajak ayahnya ke Suriah?

"Nada Fedulla, seorang WNI, dibawa ayahnya yang menjadi anggota ISIS ke Suriah. Nada terpaksa meninggalkan sekolahnya di Indonesia dan melupakan cita-citanya menjadi dokter. Kini dia tak bisa pulang. Bisakah Nada memaafkan ayahnya?," tulis akun BBC Indonesia yang dikutip pada Kamis, 6 Februari 2020.

Dibawa oleh bapaknya

Nada mengaku sebelumnya tidak mengetahui akan dibawa ke sini (Suriah) oleh bapaknya. Padahal, Nada masih sekolah sehingga terpaksa putus. Saat masih bersekolah, ia sangat senang belajar dan punya cita-cita menjadi dokter.

Namun demikian, Nada sudah memaafkan ayahnya yang sekarang sedang menjalani proses hukum. Karena menurut dia, bapaknya juga manusia. Bahkan, Nada menyebut bapaknya sudah meminta maaf.

"Semua manusia melakukan kesalahan. Dia sudah meminta maaf kepada saya tentang apa yang dia lakukan. Dia sudah meminta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Tapi, tidak bisa melakukan apapun karena dia di penjara," ujar Nada seperti dikutip dari video.

Ketika berada di Suriah, Nada pernah melihat aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ISIS seperti membantai orang di jalanan agar bisa melihatnya. "Ya, kepala (yang dipenggal) dan mayat-mayat," jelas dia.

Untuk itu, Nada ingin sekali pulang ke Indonesia. Sebab, sudah tidak sanggup lagi menjalani kehidupan di Suriah. Makanya, diharapkan masyarakat dapat memaafkannya. "Ya (mau pulang). Saya sangat lelah di sini. Jadi, kami akan sangat berterima kasih jika ada orang yang (memaafkan)," ucapnya.

Tak ada orang Indonesia yang datang

Ayah Nada mengatakan telah melakukan kesalahan yang fatal, yakni membawa seluruh keluarganya ke Suriah dan menyerahkan segalanya untuk ISIS.

"Semua orang pernah berbuat salah dalam hidup. Ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan," kata Ayah Nada.

Saat ini, Ayah Nada mengaku tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan di dalam penjara selama dua tahun terakhir. Bahkan, ada yang tiga tahun sampai empat tahun tanpa proses hukum selanjutnya.

"Saya tidak tahu (apakah pemerintah Indonesia harus memulangkan). Tidak ada satu orang pun dari Indonesia yang mendatangi saya dan berbicara pada saya. Tidak ada satu orang pun," ucapnya.