Ganjar Balas DM Ratu Keraton Agung Sejagat, Apa Isinya?

Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA –  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, munculnya fenomena kerajaan-kerajaan di Purworejo harusnya dijadikan sebagai destinasi wisata dan cagar budaya, bukan malah ingin mendirikan sebuah negara.

Sebenarnya, kata dia, sesuai catatan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memang ada kelompok yang mengklaim seperti kerajaan. Misalnya, di Solo ada dua kerajaan. Selain itu, ada juga di Demak, Kendal termasuk Blora.

Tapi, menurutnya, mereka tidak sedang berbicara mendirikan negara. Mereka lebih memelihara dan mengembangkan kebudayaan yang masih ada, meski pun beberapa mengaku keturunan raja.

"Yang begini-begini kalau dilaporkan ke kami, enggak apa-apa. Jadi, perkumpulan masyarakat adat itu enggak apa-apa," kata Ganjar seperti dikutip dari tvOne, Selasa, 21 Januari 2020.

Menurut dia, kebanyakan dari mereka masih eksis, seperti merayakan bersatu dalam organisasi kerajaan nusantara, seperti ritual atau festival atau tontonan setiap tahun.

"Sampai titik ini, kami senang-senang saja itu menjadi destinasi wisata, tanya sejarah dan mungkin ada cerita yang diungkapkan kebaikan dari masa lalu," ujarnya.

Cuma, lanjut dia, Keraton Agung Sejagat di Purworejo itu belum pernah didengar sejarah atau ceritanya. Menurut dia, ini seperti deklarasi kerajaan baru dengan menakut-nakuti masyarakat yang tidak ikut dikategorikan sebagai teroris.

"Dan akan kena bencana dan mensinyalir ada potensi-potensi melakukan penipuan atau kepentingan ekonomi. Yang begini-begini yang mesti ditertibkan. Saya mendorong dibuat pariwisata saja, maka istilah saya bukan kerajaan kali ya, tapi keraja-rajaan," tutur Ganjar.

Baca juga: 

Kapal Wartawan Istana Tenggelam di Labuan Bajo, Begini Kronologinya

Roy Suryo Sebut Kereta Cepat Bohongan alias Kecebong

Siapa Cawagub DKI Paling Ideal? Ini Kata Anies

Ganjar dikirimi pesan pribadi oleh Ratu Fanni

Ganjar mengaku tidak kenal dengan Raja Toto dan Ratu Fanni, sehingga tidak pernah berkomunikasi secara langsung dengan yang bersangkutan. Namun, begitu ramai pemberitaannya, dia langsung memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan aparat kepolisian untuk bergerak.

"Ratu terakhir-akhir membuat surat terbuka di Instagram dan nge-DM ke saya. Ya saya balas juga, saya tanyain rupanya tidak dibalas lagi, ternyata sudah diperiksa Polda," ujarnya.

Ganjar pun sedikit membocorkan isi pesan pribadi yang dikirim oleh Fanni. Menurut dia, isinya tidak jauh berbeda dengan yang dituliskan oleh Fanni dalam akunnya di Instagram.

"Ya kalau isi DM persis seperti ditulis di akun IG, jangan dipolitisir, jangan kriminal dan sebagainya. Saya menyampaikan kami minta perlindungan," kata Ganjar.

Selanjutnya, Ganjar menanyakan tiga hal kepada Fanni dengan membalas pesan pribadinya tersebut. Pertama, apakah Fanni merupakan istri Toto (Raja Keraton Agung Sejagat), punya motif tertentu dan pengikutnya dimintai uang atau tidak.

"Tiga hal itu tidak dijawab, tapi ternyata sudah di Polda," ucapnya.

Diketahui, Keraton Agung Sejagat berada di Desa Pogung Jurutengah, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kedua pimpinan keraton ini sudah jadi tersangka kasus penipuan dan penyebaran berita bohong alias hoaks, yakni Toto dan Fanni.

Atas perbuatannya, Toto dan Fanni disangkakan Pasal 14 Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun dan/atau Pasal 378 KUHP tentang penipuan.